Andi Arief Komentari Isu Prasasti Bandara Lombok Akan Dirobohkan
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rina Widiastuti
Rabu, 12 September 2018 21:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat, Andi Arief, menyoalkan isu bahwa prasasti yang bertanda tangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Bandar Udara (Bandara) Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok akan dirobohkan. Hal itu diungkapkannya melalui media sosial Twitter hari ini, Rabu, 12 September 2018.
Baca: Andi Arief: Ketua Umum SBY Perintahkan Demokrat Dua Kaki
“Pak Jokowi, apakah Anda tidak punya rasa malu mau mengganti prasasti Bandara Lombok dengan prasasti baru bertandatangan Anda?” tulis Andi melalui akun @AndiArief__.
Andi menulisnya sebagai respons atas penggantian nama bandara Lombok beberapa hari lalu. Pengubahan nama bandara tersebut diumumkan pada 5 September 2018 melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1421 Tahun 2018 dan ditandatangani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Sebelumnya, bandara yang berlokasi di Lombok Tengah ini memiliki nama resmi Lombok Internasional Airport (LIA).
Santernya kabar bahwa prasasti lama akan dirobohkan membuat Andi geram. Dalam tulisannya, ia menyebut bahwa hal tersebut justru menunjukkan kegagalan Jokowi. Tak cuma itu, Andi menyebut tak ada satu pun presiden di dunia yang berusaha mengklaim pembangunan presiden sebelumnya dengan cara mengganti prasasti.
Baca: Andi Arief Bicara Seni Tingkat Tinggi untuk Partai Kubu Prabowo
“Sekalian saja Bandara Soekarno-Hatta diganti namanya jadi Bandara Bung Karno-Bung Hatta, biar prasasti zaman Pak Harto diganti jadi prasasti yang ditandatangani Jokowi,” tutur Andi.
Penggantian nama bandara Lombok diusulkan oleh pihak eksekutif kepada DPRD NTB. Dalam surat keputusan menteri yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, pengubahan nama bandara telah memperoleh persetujuan dari Gubernur NTB, majelis adat Sasak, dan DPRD NTB.
Wakil Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) Abdul Hadi mengatakan perubahan nama tersebut memiliki maksud baik dan mengandung nilai positif. Nama itu juga diambil dari tokoh sentral pahlawan NTB.