Belajar Layanan Kesehatan dari Singapura

Reporter

Friski Riana

Editor

Juli Hantoro

Senin, 10 September 2018 07:21 WIB

Chief Executive Officer Philips ASEAN Pacific Caroline Clarke di Philips APAC, Toa Payoh, Singapura, 30 Agustus 2018. Tempo / Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Singapura menduduki peringkat pertama dalam hal efisiensi sistem layanan kesehatan di dunia. Singapura memiliki ukuran nilai atau value measure layanan kesehatan yang paling tinggi.

Baca juga: Jaminan Sosial Kesehatan, BPJS: Warga Jakarta 80 Persen Terdaftar

Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Future Health Index (FHI), platform berbasis penelitian oleh perusahaan internasional Philips.

Hasil penelitian tersebut bertujuan membantu negara-negara membangun sistem kesehatan yang semakin efisien, efektif, dan memenuhi kebutuhan pasien dalam jangka panjang.

Tahun ini penelitian FHI dilakukan di 16 negara yang mewakili setengah populasi dunia.

Advertising
Advertising

"Singapura merupakan negara dengan nilai tertinggi dalam value measure, khususnya kepuasan sistem kesehatan," kata Chief Executive Officer Philips ASEAN Pacific Caroline Clarke saat ditemui Tempo di Philips APAC, Toa Payoh, Singapura, Jumat, 30 Agustus 2018.

Value measure rata-rata Singapura mencapai skor 54,61 dari 100. Nilai tersebut berdasarkan akses perawatan atau layanan kesehatan yang dapat menjangkau penduduk, dengan skor 45,46; aspek kepuasan yang dirasakan penduduk dan tenaga medis atas layanan kesehatan sebesar 68,27.

Selain itu rasio efisiensi atau sistem kesehatan yang memberikan hasil dengan biaya yang optimal di Singapura juga cukup tinggi, yaitu 50,11.

Menyusul Singapura, negara dengan value measure tertinggi kedua ditempati Australia dengan skor 52,59. Skor untuk akses perawatan dan kepuasan di Negeri Kanguru itu cukup tinggi, yaitu 65,05 dan 66,85. Namun, sistem kesehatan di negara tersebut tidak memberikan hasil dengan biaya yang optimal. Sebab, rasio efisiensinya hanya 25,87.

Di urutan ketiga, yaitu Jerman, memiliki kondisi serupa dengan Australia. Value measure di negara itu mencapai 50,93. Dari sisi akses perawatan dan kepuasan mendapat skor tinggi, yaitu 78,72 dan 53,30. Tetapi rasio efisiensinya hanya mendapat skor 20,77.

Sementara value measure tertinggi lainnya disusul oleh Prancis 50,85. Kemudian negara timur tengah, seperti Arab Saudi, memiliki skor tinggi, yaitu 62,75 dalam hal kepuasan terhadap sistem kesehatan di negara itu. Sedangkan akses perawatan mendapat skor 43,59, dan efisiensi mencapai 44,17. Total value measure yang didapat Arab Saudi adalah 50,17.

Di bawah Arab Saudi, Belanda mendapat skor value measure 48,93. Selanjutnya Spanyol 48,58; Swedia 48,10; Inggris 45,27; Italia 41,78; Rusia 40,90; Cina 38,11.

Adapun skor value measure Amerika Serikat hanya 37,95. Untuk akses perawatan dan kepuasan, AS mendapat skor 55,15 dan 45,46. Namun rasion efisiensi sangat rendah, yaitu 13,23.

Negara dengan populasi penduduk besar di dunia, yaitu India memiliki skor value measure 33,64. Dan dua negara dengan value measure terendah adalah Brasil dan Afrika Selatan, dengan masing-masing 26,71 dan 26,61.

Masih berdasarkan FHI, value measure yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi perawatan di negara tersebut relatif tinggi. Singapura, misalnya, mengadopsi electronic health record (EHR) secara luas agar sistem kesehatan berjalan efektif. Rekam kesehatan berbasis elektronik tersebut mengintegrasikan data pasien ke sarana pelayanan kesehatan, sehingga mudah diakses oleh dokter yang merawat.

Kendati demikian, akses perawatan Singapura dinilai masih rendah. Studi FHI 2018 mengindikasikan bahwa sektor kesehatan publik Singapura terancam menghadapi kekurangan tenaga dan fasilitas kesehatan di 2030. "Itu menjadi masalah terbesar yang dimiliki Singapura," ujar Caroline.

Menurut Caroline, solusi utama meningkatkan akses layanan kesehatan di negara mana pun adalah dengan memanfaatkan teknologi perawatan terkoneksi. Philips, kata Caroline, percaya bahwa perawatan kesehatan dunia di masa depan tidak akan mengandalkan rumah sakit. Sebaliknya, perawatan akan dilakukan di rumah.

Caroline menuturkan, membangun rumah sakit tambahan atau menambah kamar rawat bukan lah solusi dalam jangka panjang. Dengan tingkat populasi menua yang semakin banyak, teknologi dibutuhkan untuk memantau pasien dari jarak jauh. "Perawatan yang terhubung ke seluler. Jadi ponsel pintar Anda mampu mengelola kesehatan Anda sendiri di rumah," kata dia.

Berdasarkan penelitian FHI 2018, sebanyak 81 persen profesional kesehatan dan 74 persen masyarakat melihat teknologi layanan terkoneksi sama pentingnya dalam meningkatkan pelayanan perawatan rumah. Tenaga kesehatan profesional dan penduduk juga percaya bahwa teknologi layanan terkoneksi memainkan peran kunci dalam meningkatkan pencegahan, perawatan, dan diagnosis kondisi medis.

"Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah kita dapat belajar dari negara-negara yang memiliki value measure. Dan belajar khususnya seputar teknologi dalam data," kata dia.

<!--more-->

Tantangan Layanan Kesehatan di Indonesia

Meski tak masuk dalam survei di atas, di Indonesia, Caroline melihat bahwa akses perawatan yang dapat dijangkau masyarakat menjadi isu kritis. Sebab, pendistribusian tenaga medis profesional di Indonesia belum merata. Ditambah, kata dia, tingkat kematian ibu melahirkan di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Caroline menjelaskan, teknologi layanan kesehatan terkoneksi pertama kali sudah diterapkan oleh Philips di Sumatera Barat. Philips meluncurkan solusi berbasis ponsel pintar, Mobile Obstetric Monitoring (MOM), untuk memudahkan bidan di daerah terpencil memantau kesehatan ibu hamil. Ia mengatakan bahwa aplikasi tersebut sudah terbukti mengurangi resiko kematian ibu hamil, ketika digunakan kepada 650 wanita.

"Dengan ultrasound ponsel mengirim semua data ke cloud dan dokter dapat melihat itu dan memberikan saran kembali," kata dia.

Baca juga: Diagnosa Penyakit, Kini Bisa Lewat Ponsel

Selain tingginya kematian ibu hamil, Caroline melihat aspek secara umum yang juga bakal dialami Indonesia adalah keberadaan populasi menua. Lebih dari 50 persen populasi dunia yang menua berada di Asia. Jumlah tersebut, kata dia, akan naik tiga kali lipat pada 2050. "Itu akan terus menjadi beban besar pada sumber daya," katanya.

Keberadaan populasi menua juga beriringan dengan meningkatnya penyakit kronis. Karena itu, Caroline menilai teknologi menjadi penting dalam menyediakan layanan yang tepat dalam perawatan pasien menua.

"Kita dapat menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) untuk dapat memantau dan memprediksi kapan hal itu bisa terjadi, dan dapat membantu menahannya dan mengelolanya," kata Caroline.

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

21 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

43 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

54 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

30 Januari 2024

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.

Baca Selengkapnya