Ketua MPR Berharap Persatuan dan Persaudaraan Tetap Terjaga
Kamis, 30 Agustus 2018 09:50 WIB
INFO NASIONAL - Memperingati hari lahirnya yang ke-73 tahun, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar acara syukuran dan doa bersama dengan mengundang Ustad Abdul Somad (UAS) untuk memberikan tausiah. Ketua MPR Zulkifli Hasan berharap, dengan doa bersama ini, Allah SWT melindungi bangsa Indonesia pada tahun politik.
"Semoga pada tahun politik ini, persatuan dan persaudaraan bangsa Indonesia tetap terjaga," kata Zulkifli didampingi UAS sebelum naik ke panggung tempat berlangsungnya syukuran dan doa bersama di lapangan bola Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu malam, 29 Agustus 2018.
Syukuran dan doa bersama ini diikuti semua Pimpinan MPR, yaitu Zulkifli Hasan, Oesman Sapta, yang juga Ketua DPD, Ahmad Basarah, Muhaimin Iskandar, Mahyudin, Hidayat Nur Wahid, E.E. Mangindaan, Ahmad Muzani, serta pimpinan fraksi di DPR, dan anggota MPR.
"Kita sudah lihat pemimpin kita berangkulan. Pak Jokowi dan Pak Prabowo berangkulan. Kita harapkan rakyatnya juga bisa saling menghormati dan menghargai. Karena itu, tim sukses dan para pendukung jangan emosi," ujar Zulkifli.
Menurut Zulkifli, pada tahun politik ini, kontestasi adalah sesama anak bangsa dan saudara. "Walaupun partai beda, semua beda, tapi Merah Putih kita sama. Jangan menghalalkan segala cara. Mari adu konsep dan gagasan. Biarlah rakyat yang mendapat manfaat sebesar-besarnya," katanya.
Zulkifli menambahkan, MPR adalah rumah rakyat serta pengawal Pancasila dan konstitusi. "Karena itu, kita mengadakan syukuran untuk memperkuat persaudaraan bangsa. Kita datangkan UAS. Ini bukan baru. Ustad Abdul Somad sudah setahun lalu kita pesan, bukan tiba-tiba hari ini," ucapnya.
Sementara itu, UAS mengatakan ingin menyegarkan kembali memori bahwa Indonesia merdeka dari penjajahan karena adanya persatuan. "Kalau tidak mungkin satu dalam keyakinan, tapi saudaraku dalam satu kebangsaan," ujarnya.
"Mungkin masyarakat kita terkena dimensia, bahkan amnesia. Karena itu, melalui kegiatan syukuran dan doa bersama, masyarakat bisa mendengar pesan-pesan kebaikan, sehingga kita tidak disibukkan dengan berbagai isu, tapi bisa duduk bersama dan menjadi bangsa yang diharapkan dunia pada masa datang," kata UAS. (*)