Setara Institut: Intoleransi Terhadap Keyakinan Meningkat

Senin, 20 Agustus 2018 14:25 WIB

Sejumlah masa yang tergabung dalam Komponen Rakyat Bali menampilkan atraksi seni Barongsai saat Aksi Budaya Bela NKRI dan Kebhinnekaan di Denpasar, Bali, 6 Februari 2017. Mereka menuntut pemerintah dan aparat keamanan agar membubarkan ormas-ormas intoleran yang mengatasnamakan agama. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Setara Institute mencatat pelanggaran atau kekerasan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia pada 2018 naik dibanidngkan dengan tahun lalu. SETARA mencatat hingga Juni 2018 ada 109 intoleransi dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Baca: Setara Institute: Terorisme Bermula dari Intoleransi

"Ini adalah riset kami yang ke-11 sejak 2007. Khusus tahun ini, pelanggaran KBB meningkat dari periode yang sama di tahun lalu," kata Direktur Setara Institute, Halili, di kantornya, Senin, 20 Agustus 2018. Halili mengungkapkan, pada Juni 2017, Setara mencatat hanya terjadi 80 pelanggaran KBB dengan 99 tindakan.

Peningkatan itu, kata Halili, secara umum disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, peningkatan intensitas politisasi agama yang sejalan dengan tahun politik.

"Ada kepentingan politik elektoral. Di mana tidak ada inisiatif dari pemerintah karena ada kepentingan itu," kata Wakil Ketua SETARA Institute Bonar Tigor Naipospos.

Advertising
Advertising

Kedua, kasus intoleransi yang meningkat pada level individu dan kelompok warga. Data Setara menyebutkan individu dan kelompok warga menduduki dua peringkat teratas pelaku pelanggaran KBB non negara.

Lalu, faktor ketiga adalah kompleksitas persoalan pasal penodaan agama. "Penodaan agama adalah salah satu pelanggaran yang tren setelah kasus Ahok mencuat," kata Halili.

Kemudian, masalah melek digital dalam instrumentasi media sosial dan dunia maya oleh warganet. Ia menuturkan, media sosial saat ini sebagai wadah untuk mengungkapkan ujaran kebencian dan diskriminatif.

Simak juga: Pengajar Universitas Arab: Impor Budaya Arab Memicu Intoleransi

Sementara itu, dari 109 peristiwa intoleransi terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan, ada lima provinsi menduduki peringkat teratas dengan jumlah kejadian pelanggaran. Kelimanya adalah DKI Jakarta dengan 23 kasus, Jawa Barat dengan 19 kasus, Jawa Timur dengan 15 kasus, DI Yogjakarta dengan 9 kasus dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 7 kasus.

Berita terkait

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

3 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

26 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

37 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

43 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.

Baca Selengkapnya

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

1 Januari 2024

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

Ada tiga dosa pendidikan yang perlu segera ditangani dan dituntaskan oleh Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.

Baca Selengkapnya