Geger Jenderal Kardus di Koalisi Prabowo

Kamis, 9 Agustus 2018 05:11 WIB

Pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prabowo Subianto. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Dua hari menjelang pendaftaran calon presiden berakhir pada Jumat 10 Agustus 2018, geger terjadi di kubu koalisi Prabowo. Kehangatan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra tak berlangsung lama.

Baca juga: Prabowo Subianto Temui Zulkifli Hasan di Rumah Dinas Ketua MPR

Cuitan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief pada Rabu malam, 8 Agustus 2018 membikin heboh. Andi Arief menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus. "Jenderal Kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS," cuit Andi Arief lewat akun Twitter-nya @AndiArief_.

Sebelumnya Andi menyebut Prabowo ternyata kardus. Partai Demokrat kata Andi menolak kehadiran Prabowo di kediaman SBY di Kuningan. "Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus."

Baca juga: Saran SBY ke Prabowo: Daftar Pilpres Tepat Waktu ke KPU

Advertising
Advertising

Andi Arief kabarnya berang lantaran di detik-detik terakhir muncul nama Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto. Andi menuding Sandi Uno menggelontorkan duit ke dua partai di koalisi Prabowo yaitu PAN dan PKS.

"Partai Demokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami," tulis mantan staf khusus SBY itu.

<!--more-->

Muncul Nama Sandiaga Uno

Nama Sandiaga Uno tiba-tiba muncul dalam pembicaraan calon wakil presiden di kubu Prabowo. Hal ini setelah PKS ngotot meminta rekomendasi Ijtima Ulama GNPF yaitu Salim Segaf Al Jufri dipilih sebagai cawapres Prabowo. Begitu pula dengan PAN yang keukeuh mengajukan Zulkifli Hasan sebagai cawapres Prabowo.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di acara Ijtima' Ulama GNPF di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

Baca juga: Pilpres 2019, PAN: Insya Allah Kami ke Prabowo

Fadli Zon mengakui nama Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno muncul dalam bursa cawapres Prabowo. Apalagi sampai sekarang dua partai di koalisi Prabowo yaitu PAN dan PKS belum sreg dengan calon dari Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera Suhud Alynuddin juga mengatakan, sekitar pekan lalu Prabowo menawarkan nama Sandiaga Uno sebagai cawapres kepada pimpinan PKS.

"Sekarang ini, ya, Pak Sandi Uno," kata Suhud kepada Tempo, Selasa, 7 Agustus 2018.

Dorongan paling frontal muncul dari Partai Amanat Nasional. Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, PAN mendorong Prabowo menggandeng sejumlah tokoh nonpartai sebagai cawapres. Nama-nama yang disebut Yandri ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Sandiaga Uno.

Baca juga: Usulan Beragam, PAN Ingatkan Kader agar Taati Hasil Rakernas

Dalam pertemuan dengan Dewan Pengurus Wilayah PAN di kantor DPP sore tadi, Yandri mengatakan bahwa Prabowo membawa nama Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kemarin malam.

"Dia tetap merayu Anies, kalau Anies menolak mungkin opsi yang lain dengan Sandi," kata Yandri di kantor DPP PAN, Rabu, 8 Agustus 2018.

Yandri melanjutkan, PAN akan menimbang lebih lanjut jika nama Sandiaga benar menjadi opsi yang akan dimatangkan. "Tadi malam belum setuju, tapi kalau itu merupakan opsi boleh kita bicarakan lebih lanjut," ujarnya.

<!--more-->

Opsi AHY Masih Ada

Namun Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut nama AHY masih menjadi opsi untuk cawapres Prabowo. "Sampai dengan tadi ada dua nama. Pak Sandi dan Pak AHY," kata Muzani Muzani di depan rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu malam, 8 Agustus 2018.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY dan Komandan Tugas Bersama Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman SBY, di Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018. Foto: Istimewa

Baca juga: Koalisi Prabowo Finalisasi Cawapres Malam Ini

Muzani pun menegaskan, nama Sandiaga dan AHY diproyeksikan sebagai calon wakil presiden. Adapun sebagai capres, kata dia, Gerindra berkukuh mengusung Prabowo Subianto. "Capres kami tetap Pak Prabowo Subianto," ujarnya.

Adapun di kubu Partai Demokrat, hingga Kamis dini hari, 9 Agustus 2018 beberapa elite partai itu masih berkumpul di rumah Ketua Umum SBY di Kuningan, Jakarta Selatan. Belum diketahui agenda apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu.

Berita terkait

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

11 menit lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

30 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

11 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

11 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

11 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

15 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

15 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

16 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

18 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya