SBY: Saya Bukan Korban PHP Jokowi

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 26 Juli 2018 01:47 WIB

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa malam, 24 Juli 2018. Zulkifli tiba sekitar pukul 19.48 WIB di kediaman SBY, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta. Dok.Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, dia menghormati Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berkali-kali mengajak Demokrat merapat ke kubunya. Kendati, ujung-ujungnya tertutup jalan bagi Demokrat untuk bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Baca juga: SBY: Lima Kali Bertemu Jokowi, Saya Tak Pernah Tawarkan AHY Cawapres

Menurut SBY, selama ini Jokowi bersungguh-sungguh mengajak partainya bergabung. Namun Demokrat memilih jalan lain. Sebab, merasa sulit diterima oleh partai koalisi pendukung Jokowi. "Jadi kalau dibilang SBY kena PHP (pemberi harapan palsu), itu tidak benar," ujar SBY di kediamannya, bilangan Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu malam, 25 Juli 2018.

SBY bercerita, setiap bertemu dengan Jokowi, setidaknya lima kali dalam empat tahun belakangan, dia selalu bertanya seberapa besar kemungkinan Demokrat diterima koalisi pendukung Jokowi. Musababnya, SBY menyadari bahwa hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum juga membaik. "Realitanya, hubungan saya dan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak di sana," ujar SBY.

Simak pula: Bertemu SBY, Zulkifli Hasan: Salam Berkah, Sehat Selalu

Namun, berkali-kali pula, lanjut SBY, Jokowi meyakinkannya jika Demokrat akan diterima. "Bisa (diterima), karena presidennya saya," ujar SBY menirukan ucapan Jokowi.

Mendengar pernyataan tersebut, lanjut SBY, partainya pun mulai berpikir untuk mendukung Jokowi di pilpres 2019, tanpa syarat mengajukan calon wakil presiden dari Demokrat. "Akhirnya, lewat Rapimnas Demokrat 10-11 Maret lalu, saya sampaikan bahwa sangat mungkin Demokrat bersama Jokowi di Pilpres 2019," ujar dia.

Di balik dukungan tersebut, ujar SBY, sama sekali tak ada tawar-menawar kursi cawapres. Namun, SBY tak menampik ada posisi menteri yang ditawarkan Jokowi untuk Demokrat jika bergabung ke kubunya.

"Ada tawaran posisi menteri, sebagaimana tawaran dengan partai lain. Itu wajarlah. Saya dulu juga 10 tahun menjadi presiden," ujar SBY.

Belakangan, SBY mengatakan, ada banyak rintangan bagi partainya untuk bisa turut dalam koalisi pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Hambatan itu tidak datang dari Jokowi, melainkan partai pendukungnya. Sehingga, sudah tertutup jalan bagi Demokrat untuk bergabung dan harus mengambil jalan lain.

"Sungguhpun saya benar-benar merasakan kesungguhan dan ketulusan Pak Jokowi mengajak Demokrat. Tapi memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi," ujar SBY .

Berita terkait

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 menit lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

1 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

1 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

1 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

2 jam lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

3 jam lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

3 jam lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

3 jam lalu

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

Sebelumnya, Kabar Jokowi bukan lagi anggota PDIP disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.

Baca Selengkapnya