TEMPO Interaktif, Bireuen:Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, menyalurkan bantuan untuk 805 rumah rusak berat dan dibakar di masa perang sejak badan tersebut mulai bekerja pertengahan 2006 lalu. Sementara tidak sedikit yang berupaya memanipulasi data agar mendapat dua rumah.Menurut Ketua Pelaksana BRA Bireuen, Anwar Afwadi, pihaknya sangat sensitif terhadap data yang diterima dari lapangan. Untuk mengantisipasi terjadinya manipulasi data, pihaknya akan melakukan pengecekan ulang dan memantau pembangunannya.Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk uang tunai dengan sistem pembukaan rekening atas nama penerima dan ahli waris yang berhak agar terhindar dari upaya pengutipan.”Uangnya sebesar 35 juta per rumah. Memang tidak cukup untuk membangun satu rumah, tapi paling tidak penerima bisa mensiasati untuk membangunnya,” ujar Anwar.Prioritas penerima rumah adalah korban konflik yang rumahnya dirusak total semasa perang, yang keluarganya masih menumpang di rumah saudara atau kamp pengungsian, kemudian rumah yang dirusak dan dibakar yang kepala rumah tangganya perempuan atau janda.Kemudian rumah dibakar atau dirusak yang kepala keluarganya mengalami cacat fisik. "Mungkin untuk Kabupaten Bireuen ada 4000-an rumah yang harus dibantu, tetapi tetap berpegang pada prinsip kategori mana yang sangat urgent,” kata Anwar.Saat ini BRA Bireuen sedang melakukan proses penyaluran untuk korban meninggal dunia akibat perang yang jumlahnya mencapai 3.934 jiwa. Namun data tersebut terus diverifikasi kebenarannya, sehingga tidak terjadi penyaluran kepada keluarga yang tidak berhak.Imran MA
Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh
1 Desember 2010
Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh
Pemerintah dituntut segera menyelesaikan sembilan Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) turunan Undang-Undang Otonomi Khusus provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh
29 November 2010
Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh
"Kami menganggap Bapak Presiden sangat pantas untuk menerimanya, karena Bapak telah banyak berbuat untuk perdamaian Aceh," ujar Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.