Polisi Tangkap Dua Penipu Rekrutmen Bintara Polri

Selasa, 10 Juli 2018 12:50 WIB

Sejumlah Calon Bintara (Caba) Polri, bersiap mengikuti Psikotes pada Panda Rim Bintara Polri 2009, Sub Panda Madura, di Gedung eks. Karesidenan, Pamekasan, Madura, Jatim, (2/6). ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah menangkap dua tersangka tindak penipuan dalam rekrutmen bintara Polri 2018. Hal tersebut dibenarkan Asisten Kepala Polri Bidang Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Arief Sulistyanto.

"Yang satu atas nama Sodikun, mengaku sebagai paranormal, dan yang satunya lagi atas nama Ali Nurudin, mengaku sebagai staf kepresidenan dan anggota dari Mabes Polri," kata Arief melalui pesan singkat pada Selasa, 10 Juli 2018.

Baca: Polri Butuh 10 Ribu Polisi Berkualitas, Begini Proses Seleksinya

Kejadian itu bermula saat seorang calon bintara, Fandi Mega Cahyono, dinyatakan tidak lulus tahapan seleksi di Polda Jawa Tengah 2018. Orang tua Fandi, Jumono, pun menemui Sodikun untuk meminta bantuan agar anaknya dapat mengikuti kembali tahapan seleksi calon bintara.

Sodikun menyanggupi permintaan korban. "Syaratnya korban menyiapkan uang Rp 350 juta untuk membayar Ali Nurudin, yang disebut Sodikun sebagai orang Polri yang bisa meluluskan calon bintara," ujar Arief.

Advertising
Advertising

Baca: Penyebab Menumpuknya Kombes di Tubuh Polri

Selang dua minggu, Jumono menyerahkan uang Rp 320 juta kepada Sodikun. Dari total uang yang ada, Sodikun memberikan Rp 100 juta kepada Ali. Namun kemudian Ali merasa uang yang diserahkan kepadanya tidak sesuai dengan perjanjian. "Ali Nurudin mengancam Sodikun menggunakan pistol airsoft gun," ucap Arief.

Merasa tak terima, Sodikun melaporkan Ali ke polisi, tapi ia tak menceritakan secara detail duduk perkaranya. Tim Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Jawa Tengah pun menangkap Ali saat hendak ke Jakarta pada 9 Juli 2018.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap keduanya, diketahui bahwa Sodikun dan Ali bekerja sama melakukan penipuan menjadi calo rekrutmen bintara Polri. Saat ini, polisi masih memeriksa kedua tersangka tersebut untuk mengungkap kemungkinan adanya korban lain.

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

4 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

5 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

17 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya