Kompolnas Ungkap 3 Penyebab Menumpuknya Pangkat Kombes di Polri
Reporter
Andita Rahma
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 4 Juli 2018 09:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Bekto Suprapto mengatakan ada tiga alasan penyebabnya menumpuknya anggota Polri berpangkat komisaris besar (Kombes) saat ini.
“Pertama, kebijakan penerimaan Taruna Akpol sejak tahun 1980. Sebelumnya di bawah 100 orang, tapi menjadi lebih dari 200 orang karena kebutuhan tahun tersebut dan terus berlangsung sampai sekarang,” kata Bekto melalui pesan singkat pada Rabu, 4 Juli 2019.
Baca: Kapolri Tito Karnavian: Akan Ada Pengereman Pangkat Kombes
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebelumnya mengatakan akan ada penghentian kenaikan jabatan ke pangkat kombes di tubuh Polri untuk sementara. Moratorium ini dilakukan karena anggota polisi berpangkat kombes sudah banyak.
Penyebab kedua, kata Bekto, akibat adanya perpanjangan masa pensiun anggota Polri yang sebelumnya 55 tahun menjadi 58 tahun sejak awal 2000. Namun kebijakan itu tidak segera diikuti dengan kebijakan perpanjangan pengaturan kenaikan pangkat.
Penyebab terakhir, menurut Bekto, karena adanya aturan dalam kenaikan pangkat di Polri yang memungkinkan anggotanya dari sumber Sekolah Bintara yang berpretasi atau bernasib baik dapat naik pangkat sampai dengan kombes. “Menurut saya kebijakan ini harus dikaji ulang,” ujarnya.
Baca: Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Polisi yang Gugur di Papua
Bekto mengatakan dirinya sudah pernah menyampaikan masalah kenaikan pangkat ini dalam Rapat Kerja Sumber Daya Manusia Polri 2018. Ada lebih dari 400 perwira polri berpangkat kombes yang tidak memiliki jabatan. Padahal, sudah ada 600 perwira dengan pangkat ajun komisaris besar (AKBP) yang sudah waktunya naik pangkat menjadi kombes.
“Selain itu, kondisi personel jabatan kombes yang akan pensiun kurang dari 40 jabatan,” kata Bekto. Ia pun menyarankan agar aturan tentang kenaikan pangkat di lingkungan Polri harus dikaji ulang sesuai dengan piramida personel.
Baca: Banyak Perwira yang Menganggur, Kompolnas Kritik Kinerja Polri