Polri dan Kominfo Gandeng Platform Medsos Tutup Situs Radikal

Reporter

Andita Rahma

Minggu, 24 Juni 2018 11:38 WIB

Ilustrasi Radikalisme. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI serta Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan beberapa platform media sosial untuk menutup situs yang dianggap menyebarluaskan paham radikal atau terorisme. "Konten yang berisi terorisme bisa langsung ditutup dan tidak disebarluaskan untuk mencegah, jangan sampai meluas," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat dikonfirmasi, Ahad, 24 Juni 2018.

Setyo mengatakan akun-akun seperti itu harus ditutup karena para terduga teroris mempelajari paham terorisme dan radikalisme melalui media sosial. "Hanya dengan melihat ponsel saja langsung yakin melakukan amaliyah, nyerang Brimob. Itu lone wolf." Mereka, kata dia, tidak terdeteksi.

Baca:
Kemenristekdikti Akui Kampus Rentan Terpapar...
UI Bakal Pecat Mahasiswa yang Terbukti Radikal

Istilah lone wolf digunakan untuk pelaku teror yang beraksi tanpa tergabung dengan jaringan teroris lain. Teroris lone wolf, kata Setyo, mempelajari cara melakukan teror dari Internet secara otodidak, kemudian langsung melancarkan aksinya menggunakan bom rakitan atau pisau. "Sedangkan kalau struktural masih bisa terdeteksi dengan mengidentifikasi jaringannya," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, meski sudah menutup banyak akun berkonten radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, hingga kini ada puluhan ribu akun yang masih beredar.

Advertising
Advertising

Rudiantara mengatakan akan terus menyisir akun-akun itu. "Kami tingkatkan frekuensi, sekarang (disisir) tiap dua jam sekali."

Baca:
Paham Radikalisme Intensif Masuk Kampus...
Cegah Radikalisme, Azyumardi Usul Diklat...

Sedangkan bentuk kerja sama dengan polisi adalah menelusuri akun-akun yang menyebar konten radikalisme. "Kalau polisi yang menangkap di dunia, kami yang menutupnya di dunia maya," ucap Rudiantara.

Rudiantara berpesan agar masyarakat menghindari konten radikal jika tidak ingin akun media sosialnya dibekukan. Ia menyarankan konten yang diunggah harus berisi hal-hal positif. "Jejak digital itu bukan seumur hidup, tapi seumur-umur tidak pernah akan hilang," katanya.

ANDITA RAHMA | CHITRA PARAMAESTI

Berita terkait

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

19 menit lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

12 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

17 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

19 jam lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

22 jam lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

1 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

1 hari lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

1 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya