Pengamat Sebut Koalisi Kerakyatan Demokrat Sulit Terbentuk

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 20 Juni 2018 16:42 WIB

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat merilis hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan pasangan calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum masih unggul dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Hotel Harris FX, Senayan pada Rabu, 20 Juni 2018. TEMPO.Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai koalisi kerakyatan yang merupakan poros baru bentukan Partai Demokrat, sulit terbentuk. Sebab, ujar Qodari, Demokrat tersangkut ambang batas dan juga figur.

Pertama, Qodari mengatakan, Demokrat tidak bisa mencalonkan presiden sendiri karena hanya memiliki 10,19 persen suara, sedangkan ambang batas minimal 20 persen. Artinya, Demokrat harus berkoalisi dan harus rela jika Agus Harimurti Yudhoyono tidak menjadi calon presiden. "Pertanyaannya, Demokrat bisa berkoalisi dengan siapa? Sementara Demokrat maunya kan AHY yang jadi capres," ujar Qodari di Hotel Harris Suites FX, Jakarta, pada Rabu, 20 Juni 2018.

Baca: PKS Tak Masalah Jika Gerindra Bergabung ke Koalisi Kerakyatan

Menurut Qodari, wacana pertemuan SBY-Prabowo Subianto yang belakangan menguak, belum tentu berujung pada koalisi. "Sulit. Gerindra ingin membentuk poros dengan capres Prabowo, sementara Demokrat ingin membentuk poros baru sendiri dengan capres AHY," ujat Qodari.

Kedua, selain ambang batas, Qodari menilai Demokrat tidak memiliki tokoh yang bisa menjadi magnet untuk maju sebagai calon presiden. "Menurut saya, AHY belum bisa lah. Elektabilitasnya untuk saat ini juga masih rendah," ujar Qodari.

Baca: Partai Demokrat Gagas Terbentuknya Koalisi Kerakyatan

Untuk itu, ia menambahkan, sampai saat ini Qodari meyakini bahwa hanya ada dua poros yang akan terbentuk dalam pemilihan presiden 2019, yaitu kubu Prabowo Subianto dan Joko Widodo. "Hanya dua ini yang kelas berat, selebihnya masih jauh, kelas ringan," ujar Qodari.

Advertising
Advertising

Jika melihat peta kekuatan parpol pada Pemilu 2014 menuju Pilpres 2019, Jokowi sebagai inkumben sudah memiliki tiket capres dengan dukungan suara PDIP sebesar 18,95 persen, Golkar sebesar 14,75 persen suara, NasDem 6,72 persen suara, PPP 6,53 persen suara, dan Hanura 5,26 persen suara. Jika diakumulasikan, total dukungan yang sudah dikantongi Jokowi saat ini sebesar 52,21 persen.

Baca: Muhaimin: Koalisi Kerakyatan oleh Demokrat Sulit Terbentuk

Sementara itu, Partai Gerindra dengan 11,81 persen suara, dapat membentuk koalisi dengan menggaet minimal dua partai lagi untuk bisa mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres. Adapun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, sampai saat ini partainya masih memprioritaskan untuk menjajaki koalisi bersama dengan PKS dan PAN yang masing-masing memiliki 6,79 persen dan 7,59 persen suara.

Berita terkait

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Putri Eks Bupati Sragen Bakal Maju Pilkada 2024 lewat Partai Demokrat

11 hari lalu

Putri Eks Bupati Sragen Bakal Maju Pilkada 2024 lewat Partai Demokrat

Putri keempat mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Untung Wina Sukowati, berencana maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

12 hari lalu

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

AHY menaruh harapan pada putusan sengketa Pilpres 2024 dalam sidang MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan 7 Kader untuk Maju Bakal Calon Gubernur di Pilkada 2024

18 hari lalu

Partai Demokrat Siapkan 7 Kader untuk Maju Bakal Calon Gubernur di Pilkada 2024

Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan partainya telah mempersiapkan tujuh kader utama sebagai bacagub pada pilkada mendatang.

Baca Selengkapnya

Petinggi Partai Demokrat AS Tunda Persetujuan Transfer Senjata ke Israel, Ini Alasannya

23 hari lalu

Petinggi Partai Demokrat AS Tunda Persetujuan Transfer Senjata ke Israel, Ini Alasannya

Petinggi Partai Demokrat AS Gregory Meeks menegaskan hal ini dilakukan sampai ada informasi tentang bagaimana Israel akan menggunakan senjata itu

Baca Selengkapnya

Senat Amerika Serikat Minta Uang Bantuan Rp969 Triliun untuk Ukraina Dikucurkan

24 hari lalu

Senat Amerika Serikat Minta Uang Bantuan Rp969 Triliun untuk Ukraina Dikucurkan

Senat dari Partai Demokrat telah meloloskan proposal pendanaan untuk Ukraina, namun politikus Partai Republik yang belum mau meloloskan.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

32 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

33 hari lalu

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya