3 Alasan Kenapa Pencapresan Amien Rais Cuma untuk Menekan Prabowo

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Senin, 11 Juni 2018 21:20 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais bertemu di Masjidil Haram, Mekkah, 2 Juni 2018, saat keduanya melakukan ibadah Umrah. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai keinginan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilihan Presiden 2019 menyiratkan sinyal ketidakpercayaan pada elektabilitas Prabowo Subianto mengejar elektabilitas calon presiden inkumben Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Rangkuti menilai, Amien Rais tak benar-benar serius ingin maju sebagai Capres, melainkan hanya ingin menekan Prabowo Subianto sebisa mungkin mendorong munculnya figur baru. "Ini semacam sinyal ketidakpercayaan pada elektabilitas Prabowo yang semakin sulit mengejar Jokowi. Bahkan, kini sudah merasuk ke tokoh yang sebelumnya merupakan pendukung utamanya, yaitu Amien Rais," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi Tempo pada Senin, 11 Juni 2018.

Baca juga: Belajar dari Pengalaman, Yusril Tak Ingin Ikut Manuver Amien Rais

Pendapat tersebut, ujar dia, didasarkan tiga hal. Pertama, musabab koalisi keumatan yang dicanangkan kelompok oposisi, pada faktanya, tak memiliki kepercayaan diri dan soliditas yang kuat. Hal ini, kata Rangkuti, terlihat dari tak jua ditetapkannya calon wakil presiden Prabowo Subianto yang berjalan seiring dengan enggannya PKS menyatakan dengan tegas bahwa capres yang mereka usung adalah Prabowo Subianto.

"Tagar ganti presiden 2019 justru sinyal ketidaksolidan itu. PKS yang memulai tagar itu bahkan tidak dengan spesifik menyatakan Prabowo Subianto adalah pengganti Jokowi," ujar dia.

Advertising
Advertising

Baca juga: Amien Rais Mau Nyapres Terilhami Mahathir, PPP: Ada 3 Perbedaan

Ujungnya, lanjut Rangkuti, PAN yang diharapkan bergabung di koalisi ini malah terus menerus menjaga jarak. Bahkan, ketika Partai Gerindra membentuk struktur pengurus posko bersama, PAN menyatakan keberatan logo dan nama partainya dilibatkan. "Begitulah sampai ada rilis capres dari ulama-ulama yang tergabung dalam 212. Rilis itu hanya menempatkan Prabowo sebagai Capres nomor dua di bawah Habib Rizieq. Tentu ini di luar skenario," kata Rangkuti.

Kedua, ujarnya, umrah politik yang dilakukan Amien Rais bersama Prabowo Subianto dan pertemuan dengan Rizieq Shihab, yang berujung pada usulan koalisi keumatan, dinilai tidak berhasil mengembalikan wibawa Prabowo Subianto. "Tak berbilang hari, koalisi itu seperti pecah manakala beberapa pentolan kelompok ini malah mendeklarasikan Anis Baswedan sebagai capres. Puncaknya, Amien Rais juga menyatakan siap jadi capres 2019," ujar dia.

Ketiga, Rangkuti melanjutkan, langkah Prabowo dinilai semakin sulit karena tak ada tokoh yang ulung melakulan lobi-lobi politik. "Pernyataan-pernyataan mereka di publik menyerang Jokowi malah membuat simpati publik meningkat, elektabilitas Prabowo stagnan," ujar dia.

Baca juga: Muhaimin: Amien Rais Lebih Berpeluang Jadi Capres dari Prabowo

Untuk itu, ujar Rangkuti, Gerindra harus mengambil alih kembali kepemimpinan koalisi jika benar-benar ingin mengusung Prabowo Subianto. "Mereka harus mencari isu yang memang dapat menaikkan simpati dan elektabilitas. Elektabilitas Prabowo stagnan karena publik butuh isu dan tentu saja figur lain," ujar Rangkuti.

Amien Rais mengungkapkan rencananya maju sebagai calon presiden 2019 saat
berkumpul di rumah dinas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk buka puasa bersama pada Sabtu lalu. Pencapresan itu rencananya akan disampaikan secara resmi lewat rapat kerja nasional (Rakernas) PAN.

Baca juga: PDIP Menunggu Manuver Amien Rais Soal Ganti Presiden 2019

"PAN lewat Rakernas yang dipimpin Pak Zul tidak akan berlebihan. Jadi kita akan mencapreskan tokoh-tokoh partai sendiri. Pertama Zul, kedua Sutrisno, ketiga Hatta, keempat mbah Amien Rais," kata Amien di kediaman Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu, 9 Juni 2018.

Amien Rais menilai dirinya sedikit layak menjadi capres. Ia mengaku terinspirasi oleh Mahathir Mohamad yang terpilih menggantikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Mahathir menjabat di saat usianya sudah 92 tahun. "Mbah Amien Rais ini walaupun tua enggak apa-apa. Begitu Mahathir jadi saya jadi remaja lagi sekarang," ujar politikus berusia 74 tahun ini.

Berita terkait

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

1 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

2 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

13 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

13 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

13 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

17 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

17 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

18 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya