Radikalisme Marak, Gus Nuril Aktifkan Pasukan Berani Mati Gus Dur

Kamis, 31 Mei 2018 09:17 WIB

Tokoh Nahdatul Ulama (NU) KH. Nuril Arifin atau Gus Nuril (tengah) berorasi saat Aksi Budaya Bela NKRI dan Kebhinnekaan di Denpasar, Bali, 6 Februari 2017. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemimpin Pondok Pesantren Sokotunggal, Semarang, Jawa Tengah, Nuril Arifin Husein atau akrab disapa Gus Nuril, merasa geram dengan makin merajalelanya radikalisme yang kian mengusik Indonesia sebagai negara majemuk.

“Indonesia sekarang dari luar seolah-olah tenang tanpa masalah, tapi di dalam sebenarnya ada sekelompok radikal yang mengatasnamakan agama sedang mencoba mengoyak-ngoyak NKRI,” ujar Gus Nuril di sela menggelar acara Ngaji Kebangsaan dan Buka Puasa Bersama di Lapangan Nur Iman, Mlangi, Sleman, Rabu sore, 30 Mei 2018.

Nuril menuturkan kelompok radikal ini tumbuh subur karena menunggangi atau ditunggangi partai politik dan secara masif mulai mengacau sendi-sendi pluralitas Indonesia.

“Kelompok radikal ini memulai gerakannya dengan melakukan takfiri atau pengkafiran. Kalau sudah melakukan pengkafiran, mereka melakukan pembantaian pada yang tak sepaham dengan kelompoknya,” ucapnya.

Baca: Gemas Gus Nuril ke Jokowi dan Para Jenderal, Diamkan Kubu Radikal

Advertising
Advertising

Namun yang membuat Nuril makin geram dan perlu melakukan gerakan perlawanan adalah ketika kelompok radikal ini mulai menyerang para sesepuh dan ulama, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama.

“Jangankan yang non-Islam, yang Islam pun mereka kafirkan. Maka, kami sudah mulai tak sabar (untuk melawan). Kelompok ini perlu diberi pelajaran,” tuturnya.

Untuk meredam radikalisme ini, Gus Nuril pun mendeklarasikan ormas bernama Patriot Garuda Nusantara atau Pagar Nusa atau PGN tahun lalu.

“PGN ini reinkarnasi Pasukan Berani Mati era Gus Dur dan Hisbullah di masa lalu,” kata Nuril.

Gerakan ini, ujar Nuril, demi menjawab kebutuhan silent majority berbagai lintas agama yang sebenarnya ingin melawan gerakan-gerakan radikal tapi masih merasa takut.

PGN lahir karena sebelumnya banyak kalangan non-muslim ingin bergabung dengan Barisan Serbaguna dan Ansor. Padahal dua organisasi sayap Nahdlatul Ulama itu khusus kalangan muslim.

“Saat ini, PGN memang masih beranggotakan 380 ribu orang, tapi tahun ini kami menjadi tiga juta,” ujar Nuril.

Gus Nuril menuturkan, untuk melawan gerakan radikalisme, hal pertama yang dilakukan adalah menyasarnya agar tak leluasa dan makin menyebar luas.

“Maka, pertama, gerakan kami mengatakan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) harus bubar,” katanya.

Sebab, ucap Nuril, meski organisasi itu sudah dibubarkan, ia meyakini orang-orang eks anggota HTI belum sirna benar dari mimpinya mengubah Pancasila menjadi khilafah sebagai dasar negara.

“Kami bukan kelompok yang dapat rente politik dan ekonomi. Tapi, sekali negara digoncang-goncang dengan paham seperti khilafah, kami bergerak,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

19 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

8 Februari 2024

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

14 Januari 2024

Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

"Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan," kata Mahfud Md.

Baca Selengkapnya

Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

24 November 2023

Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

Prabowo mengatakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme tumbuh subur saat rakyat putus asa dan kehilangan harapan mengenai masa depan.

Baca Selengkapnya

Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 November 2023

Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

Dua wanita tersebut mengenakan stiker paralayang yang diasosiasikan sebagai pro-Hamas dalam unjuk rasa pro-Palestina di London.

Baca Selengkapnya

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

20 September 2023

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Gibran mengemukakan Pemerintah Kota Solo memang sangat serius dalam penanggulangan masalah intoleransi dan radikalisme.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

15 September 2023

Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

Cak Imin menilai menilai agama seharusnya menjadi perekat. Demikian juga dengan tempat ibadah yang seharusnya bukan menjadi ladang pemecah belah.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

8 September 2023

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

Menurut Wapres Ma'ruf Amin, masalah itu datang apabila ada pengkhususan terhadap suatu objek seperti rumah ibadah.

Baca Selengkapnya

Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

6 September 2023

Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

Usul Kepala BNPT agar tempat ibadah di bawah kontrol pemerintah menimbulkan sejumlah kritik. Usul ini bahkan dinilai sebagai langkah mundur.

Baca Selengkapnya

Soal Usul BNPT Agar Tempat Ibadah Dikontrol, Setara: Yang Tepat Libatkan Organisasi Keagamaan Moderat

6 September 2023

Soal Usul BNPT Agar Tempat Ibadah Dikontrol, Setara: Yang Tepat Libatkan Organisasi Keagamaan Moderat

Setara Institute menanggapi usul BNPT agar pemerintah kontrol tempat ibadah. Mereka menilai yang tepat adalah libatkan organisasi keagamaan moderat.

Baca Selengkapnya