BPPTKG Teliti Material Letusan Gunung Merapi, Ini Hasilnya

Jumat, 25 Mei 2018 12:24 WIB

Puncak Gunung Merapi terlihat dari Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, 22 Mei 2018. Pasca letutsan freatik Gunung Merapi yang telah terjadi empat kali sejak 21 Mei kemarin, status Gunung Merapi naik dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meneliti material dari letusan Gunung Merapi yang terjadi pada 11 Mei 2018 dan 21 Mei 2018. Material itu diambil dari abu di kawasan Kaliurang. Dari penelitian itu, ditemukan ada perbedaan jenis material.

"Produk material Merapi pada 21 Mei lebih mengindikasikan pada material baru, yang tersusun atas komponen magmatik," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida ditemui di kantornya Jumat 25 Mei 2018.

Baca: Gunung Merapi Waspada, Begini Peta Warga di Kawasan Rawan Bencana

Material letusan pada 21 Mei 2018 tidak sama dengan material dari letusan sebelumnya yang berasal dari permukaan kawah, sisa erupsi 2010. "Sifat material letusan 21 Mei ini juga bersifat lebih asam dibandingkan material letusan 11 Mei," dia menjelaskan.

Material baru yang dikeluarkan Merapi ini merupakan komposisi magmatik karena mengandung silica (SiO2), natrium (Na), dan Kalsium (Ca). Komponen utama penyusun material itu yang selama ini menjadi parameter untuk menentukan apakah Merapi mengeluarkan material baru atau lama. “Material yang kami analisis ini merupakan material abu,” ujarnya.

Dari analisis BPPTKG atas sambel abu itu, bisa dilihat bahwa butiran material yang dikeluarkan pada 11 Mei lebih besar sementara butiran material pada 21 Mei lebih kecil. Kemudian kandungan komponen kristal bebas atau free crystals pada 11 Mei masih sebesar 32,85 persen namun pada saat letusan 21 Mei kandungan Kristal sudah melonjak menjadi 94,74 persen.

Baca: Abu Merapi Guyur Candi Borobudur, Balai Konservasi Siapkan Mantel

Advertising
Advertising

Adapun kandungan mineral (minerals aggregates) yang terdapat dari sampel abu letusan 11 Mei masih 13,87 persen sedangkan pada sampel letusan 21 Mei sudah menyusut menjadi 1,5 persen.

Merujuk dari penelitian itu, BPPTKG pun menyimpulkan bahwa peran unsur magmatic pada letusan tanggal 21 Mei 2018 jauh lebih dominan dibanding letusan Merapi tanggal 11 Mei 2018. Karakter magmanya mudah melepaskan gas-gas vulkanik maka magma tidak membangun tekanan internalnya sehingga tidak terdeteksi adanya gejala deformasi maupun kegempaan yang siginifikan.

Melihat kondisi Merapi terkini, maka tingkat aktifitas yang terjadi menurut BPPTKG masih tetap dalam status waspada atau level dua. “Radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi tetap tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk karena masih ada ancaman lontaran pasir, kerikil, dan batu jika terjadi letusan lagi,” ujarnya.

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

16 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

32 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

33 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

42 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

57 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

57 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.

Baca Selengkapnya