Bom Surabaya, Sidney Jones: Ekstremis Tak Mau Korbankan Anaknya

Rabu, 23 Mei 2018 04:04 WIB

Foto keluarga Dita Upriyanto, terduga pelaku bom di Surabaya pada 13 Mei 2018. Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Surabaya. Kepolisian

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Institute for Policy Analyst of Conflict (IPAC) Sidney Jones memprediksi aksi teror bom Surabaya dengan melibatkan anak-anak, tidak akan terulang kembali dalam beberapa tahun ke depan.

"Orang ekstremis sendiri tidak mau mengorbankan anaknya. Itu single incident [kasus tunggal], saya berharap begitu. Tidak akan terjadi lagi memakai anak sendiri sebagai pembom bunuh diri," kata Sidney Jones saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Mei 2018.

Baca juga: Tetangga Sebut Terduga Pelaku Bom Surabaya Sering Kedatangan Tamu

Aksi bom bunuh diri di Surabaya pada 13 dan 14 Mei 2018 lalu melibatkan tiga keluarga. Dita Upriyanto (46 tahun) bersama istri, dua anak laki-laki serta dua anak perempuannnya melakukan aksi di tiga gereja di Surabaya pada 13 Mei 2018 pagi.

Malam harinya, bom meledak di unit nomor 2, lantai 5, Blok B, Rumah Susun Sederhana Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo. Anton Febrianto dan istrinya, Sari Puspitarini, sama-sama berusia 47 tahun, tewas bersama putri mereka yang berusia 17 tahun. Sedangkan tiga anak lainnya selamat.

Advertising
Advertising

Sehari kemudian, Tri Murtono, 50 tahun, bersama istrinya, Tri Ernawati, 43 tahun, dan tiga anaknya mengendarai dua sepeda motor menuju Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya di Jalan Sikatan.

Baca juga: Begini Kata Tetangga Soal Sosok Pelaku Bom di Surabaya

Saat polisi berniat memeriksa dua sepeda motor itu, bom di pangkuan istri dan anak laki-laki Tri yang berusia 14 tahun meledak. Empat pelaku tewas, sedangkan putri terkecil selamat meski sempat terlempar akibat ledakan.

Menurut Sidney, aksi spektakuler bom bunuh diri dengan mengajak anak-anak di Surabaya itu dilakukan semata-mata untuk menarik perhatian publik. Tanpa aksi itu, Sidney yakin tidak akan ada yang memperhatikan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sidney Jones menilai aksi di Surabaya tersebut mengindikasikan ada upaya jaringan pendukung ISIS di Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya ketika jaringan mereka melemah.

Simak juga: Pelaku Bom di Surabaya Satu Keluarga, Begini Pembagian Tugasnya

“Kalau kita lihat, apa yang terjadi di Surabaya menurut saya harus dilihat bukan sebagai indikasi kekuatan ekstrimis, tapi juga indikasi kelemahan. Kalau kita lihat pola aksi di beberapa daerah lain itu, pada saat suatu kelompok sedang menurun. Jadi mereka mencari taktik spektakuler untuk muncul di tempat umum," ujar Sidney.

Dalam tulisan yang dipublikasi di The Intrepreter (15 Mei 2018) berjudul Surabaya and the ISIS Family, Sidney Jones menjelaskan serangan yang diinisiasi ISIS ini berbeda dengan serangan yang diinisiasi Jemaah Islamiyah (JI).

Pada JI, katanya, hanya melibatkan pria dewasa dalam amaliyah yang mereka lakukan. Sedangkan perempuan tak pernah dilibatkan sebagai kombatan. “Pelibatan anak, biasanya terjadi karena mereka telah menjadi yatim piatu.”

Simak juga: Alumni Unair Menolak Dikaitkan dengan Pelaku Teror Bom Surabaya

Sebaliknya dengan ISIS, yang sejak semula sudah menjadikan masalah teror berkaitan dengan keluarga. ISIS meminta kepada seluruh pengikutnya untuk datang ke Suriah supaya ayah bisa bertempur dan ibu bisa melahirkan anak, mengajar, dan mengobati yang terluka, dan anak-anak bisa tumbuh dalam negara Islam versi ISIS.

“ISIS berhasil mengubah konsep jihad menjadi urusan keluarga, dengan peran untuk semua orang. Perempuan adalah 'singa betina' anak-anak adalah 'anak singa'. Setiap orang diberi misi,” tulis Sidney Jones dalam artikelnya yang menjelaskan soal bom Surabaya.

Berita terkait

Pengakuan Mantan Anggota Jamaah Islamiyah: Ikut ke Afganistan dan Renungan di Penjara

17 jam lalu

Pengakuan Mantan Anggota Jamaah Islamiyah: Ikut ke Afganistan dan Renungan di Penjara

Para mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) menggelar dialog kebangsaan usai para petingginya menyatakan pembubaran diri

Baca Selengkapnya

Begini Teror Terhadap Presiden BEM Fisip Unair

8 hari lalu

Begini Teror Terhadap Presiden BEM Fisip Unair

Setelah mengkritik pemerintahan Prabowo, Presiden BEM Fisip Universitas Airlangga mendapat berbagai teror dan intimidasi.

Baca Selengkapnya

Rudy Soik Mengaku Diteror Oknum Polda NTT hingga Diintai Drone di Rumahnya

11 hari lalu

Rudy Soik Mengaku Diteror Oknum Polda NTT hingga Diintai Drone di Rumahnya

Rudy Soik Mengaku Diteror Oknum Polda NTT hingga Diintai Drone Dirumahnya. Berikut deretan teror-teror yang dialami Rudy.

Baca Selengkapnya

Pemred Jubi Punya Rekaman CCTV Pelaku yang Lempar Bom Molotov, Ada 2 Orang

19 hari lalu

Pemred Jubi Punya Rekaman CCTV Pelaku yang Lempar Bom Molotov, Ada 2 Orang

Teror Bom Molotov yang terjadi pada media Jubi bukan pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Kantor Redaksi Jubi Papua Mendapat Teror Bom Molotov

19 hari lalu

Kronologi Kantor Redaksi Jubi Papua Mendapat Teror Bom Molotov

Kronologi Redaksi Media Jujur Bicara atau Jubi di Jayapura Papua mendapatkan teror bom pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Spanduk Penolakan PSN Rempang Eco City Selalu Dirusak, Warga Anggap sebagai Teror

20 hari lalu

Spanduk Penolakan PSN Rempang Eco City Selalu Dirusak, Warga Anggap sebagai Teror

"Perusakan spanduk milik warga ini adalah bentuk teror dan sudah terjadi berulang. Kami akan cari tahu siapa pelakunya," ucap warga Rempang, Ishak.

Baca Selengkapnya

Warga Afghanistan Didakwa Rencanakan Teror Saat Hari Pilpres AS

27 hari lalu

Warga Afghanistan Didakwa Rencanakan Teror Saat Hari Pilpres AS

Warga negara Afghanistan bernama Nasir Ahmad Tawhedi (27) didakwa oleh pengadilan federal Amerika Serikat atas dugaan rencana teror pada pilres AS

Baca Selengkapnya

Makin Sering Aksi Premanisme Bubarkan Paksa Diskusi, SETARA Institute: Teror Kebebasan Sipil

37 hari lalu

Makin Sering Aksi Premanisme Bubarkan Paksa Diskusi, SETARA Institute: Teror Kebebasan Sipil

Berkali aksi premanisme bubarkan paksa kegiatan diskusi dan teatrikal . SETARA Institue mengecaam sebagai teror terhadap kebebasan sipil

Baca Selengkapnya

Wartawan Bocor Alus Politik Tempo Laporkan Teror Perusakan Mobil ke Polda Metro Jaya

41 hari lalu

Wartawan Bocor Alus Politik Tempo Laporkan Teror Perusakan Mobil ke Polda Metro Jaya

Jurnalis Tempo dan host Bocor Alus Politik, Hussein Abri Dongoran, mengalami dua kali teror perusakan mobil

Baca Selengkapnya

BNPT Gelar Silaturahmi Kebangsaan, Pertemukan Penyintas dan Mantan Pelaku Teror

45 hari lalu

BNPT Gelar Silaturahmi Kebangsaan, Pertemukan Penyintas dan Mantan Pelaku Teror

Silaturahmi kebangsaan merupakan momen penting bagi penyintas dan mitra deradikalisasi untuk saling memaafkan

Baca Selengkapnya