Polisi Tangkap 74 Terduga Teroris Setelah Peristiwa Bom Surabaya

Selasa, 22 Mei 2018 17:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memimpin upacara kenaikan pangkat Pati Polri di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 18 Mei 2018. Sebanyak 12 anggota perwira tinggi polri dilantik pada acara Korps Raport Kenaikan pangkat Pati Polri. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya telah menangkap 74 orang terduga teroris setelah rentetan aksi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak 14 di antaranya tewas karena melawan saat penangkapan.

Tito mengatakan jumlah ini didapat setelah penangkapan dilakukan sejak 13 Mei 2018. "Barang bukti yang didapatkan ada bom siap pakai, materi bahan peledak lainnya, baterai, switch, dan lainnya," kata Tito setelah menghadiri rapat terbatas tentang penanggulangan terorisme di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.

Baca: Jokowi Minta Diterapkan Cara Luar Biasa Melawan Terorisme

Rinciannya, kata Tito, polisi menangkap 31 orang di Jawa Timur, delapan orang di Jawa Barat, serta 16 orang di Banten. Sementara itu, di Pulau Sumatera, kepolisian menangkap empat orang di Sumatera Selatan, sembilan orang di Riau, juga enam orang di Sumatera Utara.

Dalam rapat itu, Tito meminta agar ada upaya lebih komprehensif dalam memerangi terorisme. Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memberikan arahan agar penanggulangan terorisme lebih menyeluruh.

Advertising
Advertising

Tito mengatakan Presiden Jokowi memberi arahan perlunya tindakan preventif untuk membendung ideologi terorisme di samping upaya penegakan hukum. "Kemudian upaya pengembangan ekonomi maupun upaya soft lainnya, termasuk melibatkan stakeholder masyarakat," tutur mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini.

Baca: Ryamizard Ryacudu Soal Terorisme: Kita Menghadapi Orang Gila

Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan selama ini Indonesia berfokus memerangi terorisme dengan cara represif (hard power). Hal ini dirasa belum cukup dan perlu diseimbangkan dengan upaya preventif (soft power).

Namun, menurut dia, upaya pencegahan aksi dari kelompok teroris tidak cukup dengan proses deradikalisasi. Jokowi menilai perlu membersihkan lembaga pendidikan dari pemahaman-pemahaman radikal. "Bersihkan lembaga, mulai dari TK, SD, SMP SMA, perguruan tinggi, ruang-ruang publik, dan mimbar-mimbar umum dari ajaran ideologi terorisme," kata Jokowi.

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

21 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

2 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

2 hari lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

3 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

3 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

5 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

11 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

11 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Angkat Bicara soal Status Gus Muhdlor Jadi Tersangka

Gus Muhdlor telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK pada 16 April 2024.

Baca Selengkapnya