Hidayat Nur Wahhid ketika memberi Sosialisasi Empat Pilar kepada ratusan santri Raudhatul Ulum, Sakatiga, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Minggu, 15 Oktober 2017 (dok.MPR)
TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid berharap Kementerian Agama mengkaji keberatan dan permasalahan yang muncul soal polemik daftar 200 mubaligh.
"Menurut saya sebaiknya Kementerian Agama bertemu dengan para tokoh pimpinan umat beragama untuk kemudian menghadirkan koreksi dan menghadirkan perbaikan supaya yang betul-betul muncul adalah maslahat, jangan ada polemik," kata Hidayat Nur Wahid di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Menurut Hidayat masyarakat selama ini tidak terlalu ribet dalam menghadirkan penceramah. "Jadi masyarakat itu enggak terlalu mempermasalahkan ustad yang mereka undang apakah ini ada dalam daftar atau mereka sudah mempunyai referensi sendiri. Dan itulah karenanya, menurut saya, segera akhiri polemik ini karena tingkat masyarakat sesungguhnya mereka sudah menerima ustad-ustad dan mubaligh yang merupakan rujukan mereka sendiri," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Agama merilis 200 nama mubaligh yang direkomendasikan. Dari daftar tersebut, ada nama-nama yang sudah dikenal publik seperti Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Hidayat Nur Wahid, Ma’ruf Amin, Arifin Ilham, dan Said Aqil Siradj. Ada tiga kriteria penceramah menurut Kementerian Agama, yaitu mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik dan komitmen kebangsaan yang tinggi.
Juru bicara Kementerian Agama Matsuki menuturkan pihaknya telah menyeleksi daftar nama mubaligh sejak tiga bulan lalu hingga akhirnya terperas menjadi 200 nama yang disampaikan ke publik.
“Prosesnya beberapa bulan yang melibatkan asosiasi dai di bawah lembaga, organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” kata Matsuki saat dihubungi Tempo pada Ahad, 20 Mei 2018.
Menurut Matsuki, awalnya lebih dari 200 nama mubaligh yang masuk ke Kementerian Agama. Majelis Ulama Indonesia (MUI), kata dia, juga berperan mengusulkan nama-nama penceramah yang direkomendasikan.
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
2 Maret 2024
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.