Menteri Agama Tidak Akan Cabut Daftar 200 Nama Mubaligh
Reporter
Friski Riana
Editor
Amirullah
Selasa, 22 Mei 2018 13:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan tidak akan mencabut daftar 200 nama mubalig yang dirilis Kementerian Agama beberapa waktu lalu.
"Sifat rilis itu adalah dalam rangka kami menjaga, menjawab permintaan masyarakat. Masyarakat itu kan kami beri. Masa sesuatu yang mereka harapkan lalu kemudian kami cabut lagi, kan tidak pada tempatnya," kata Lukman di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Lukman mengungkapkan, masih ada banyak usulan nama-nama mubalig yang belum sempat dirilis. Nama-nama tersebut diusulkan oleh perorangan maupun lembaga. Usulan nama-nama, dia mengatakan, akan dirilis dalam kesempatan berikutnya.
Baca: Soal 200 Mubaligh Kemenag, Ketua MPR: Itu Politik Belah Bambu
Menurut Lukman, keputusan merilis daftar nama penceramah merupakan permintaan masyarakat. Bahkan, sumber nama-nama yang terdapat dalam daftar datang dari usulan sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam, pengurus masjid, dan perguruan tinggi. "Jadi kami dapatkan nama-nama itu pun dari masyarakat itu sendiri. Melalui ormas-ormas Islam, melalui takmir masjid. Lalu kemudian kami himpun, dan kami sampaikan dalam bentuk rilis itu," ujarnya.
Lukman menuturkan, kementeriannya hanya memfasilitasi permintaan masyarakat untuk mendapatkan nama-nama penceramah. Untuk jumlahnya sendiri, 200 mubalig yang dirilis belum merepresentasikan jumlah penceramah di Indonesia. Karena itu, ia menegaskan bahwa daftar nama tersebut masih bersifat dinamis.
"Bukan satu-satunya rilis yang dikeluarkan Kementerian Agama. Tapi ini baru dalam waktu kami harus segera melayani masyarakat memberikan nama-nama itu. Banyak sekali nama-nama ulama besar, orang-orang mempuni yang belum masuk ke situ," kata dia.
Baca: Mahfud MD Bingung Masuk 200 Mubaligh Kemenag: Kriterianya?
Kementerian Agama sebelumnya merilis daftar 200 nama mubalig yang sudah diseleksi. Dari daftar tersebut, ada nama-nama yang sudah dikenal publik seperti Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Hidayat Nur Wahid, Ma’ruf Amin, Arifin Ilham, dan Said Aqil Siradj.
Adapun tiga kriteria yang ditetapkan Kemenag adalah mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi. Kemenag menyebut telah melibatkan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah serta Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI berperan dalam mengusulkan nama para penceramah untuk diseleksi Kemenag.