Komnas Perempuan Kecam 'Teror' pada Ahmadiyah

Editor

Purwanto

Senin, 21 Mei 2018 20:15 WIB

Sekretaris Pers dan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia Yendra Budiana di kantor Komisi Nasional Perempuan, Menteng, Jakarta, Senin, 21 Mei 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perempuan mengecam keras penyerangan kepada Komunitas Ahmadiyah di Lombok Timur.

"Komnas Perempuan mengecam keras tindakan penyerangan dan vandalisme terhadap Komunitas Muslim Ahmadiyah yang kembali berulang," kata Komisioner Komnas Perempuan Khariroh Ali saat jumpa media di kantornya, Senin, 21 Mei 2018.

Menurut Khariroh, negara harus memprioritaskan pemenuhan HAM perempuan Jemaat Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat sejak penyerangan dan diskriminasi yang terjadi sejak tahun 2006.

Sekelompok orang menyerang, merusak rumah, dan mengusir warga penganut Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu dan Ahad, 19-20 Mei 2018.

Sekretaris Pers dan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia Yendra Budiana mengatakan 'teror' dan penyerangan pertama terjadi pada sekitar pukul 11.00 Wita, Sabtu, 19 Mei 2018. Sekelompok orang merusak dan mengusir tujuh kepala keluarga dan 24 jiwa dari Dusun Grepek Tanak Eat.

Baca: Sekelompok Orang Teror Penganut Ahmadiyah

Akibat penyerangan, enam rumah rusak beserta peralatan rumah tangga dan elektronik, juga empat sepeda motor hancur. Penyerangan belum berhenti pada Ahad, 20 Mei 2018. Pada pukul 06.30 Wita, satu rumah penduduk kembali dihancurkan.

Khariroh menyayangkan kepolisian tidak berhasil mencegah aksi-aksi intoleransi tersebut.

Advertising
Advertising

Komnas perempuan sejak tahun 2006 mencatat penyerangan dan diskriminasi secara terus menerus terjadi terhadap Jemaat Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat. Pada 2013, Komnas Perempuan ke NTB bersama Komnas HAM, LPSK, ORI dan KPAI menemukan para perempuan menjadi korban dari kelompok-kelompok intoleran.

Kekerasan tersebut tidak hanya menyerang secara fisik, seperti perusakan tempat ibadah, penghancuran rumah, pengusiran, pemukulan, dan pembunuhan tetapi juga kekerasan non fisik seperti pelarangan beribadah, penyegelan tempat ibadah, caci maki dan berbagai tindak pelecehan seksual.

"Bahkan sampai saat ini dua tempat pengungsian bagi Jemaat Ahmadiyah, yaitu di Transito dan Praya menjadi tempat pengungsian paling panjang yang pernah terjadi di indonesia yaitu dari tahun 2006 sampai sekarang," kata Khariroh.

Menurut Khariroh, sudah 12 tahun lebih Jemaat Ahmadiyah menempati pengungsian, karena ketidakpastian jaminan keamanan dan perlindungan sebagai warga negara.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

12 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

42 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.

Baca Selengkapnya

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

1 Januari 2024

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

Ada tiga dosa pendidikan yang perlu segera ditangani dan dituntaskan oleh Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

30 Oktober 2023

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Simpatisan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang disebut Jaringan Gusdurian banyak dipertimbangkan oleh kandidat capres dalam setiap Pemilu

Baca Selengkapnya

Tak Dapat Rekomendasi, Ijtima Ansharullah Jemaat Ahmadiyah Gagal Digelar di Jawa Tengah

25 Oktober 2023

Tak Dapat Rekomendasi, Ijtima Ansharullah Jemaat Ahmadiyah Gagal Digelar di Jawa Tengah

Acara Ijtima Majelis Ansharullah Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang sedianya digelar pada November batal lantaran belum dapat rekomendasi Kemenag.

Baca Selengkapnya

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

20 September 2023

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Gibran mengemukakan Pemerintah Kota Solo memang sangat serius dalam penanggulangan masalah intoleransi dan radikalisme.

Baca Selengkapnya

Kritik dari Keluarga Pahlawan Tole Iskandar, Intoleran Jadi PR di Depok

17 Agustus 2023

Kritik dari Keluarga Pahlawan Tole Iskandar, Intoleran Jadi PR di Depok

Penilaian diberikan usai mengikuti upacara pengibaran bendera di Lapangan Balai Kota Depok, Kamis pagi 17 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

29 Juli 2023

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

Sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama dari berbagai negara turut hadir dalam pertemuan tahunan Ahmadiyah yang berlangsung dari 28-30 Juli 2023.

Baca Selengkapnya