Pengamat Terorisme: Pembentukan Koopssusgab Jangan Tumpang Tindih

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Sabtu, 12 Mei 2018 08:46 WIB

Tiga personel dari Sat 81 Gultor Kopassus, Denjaka TNI AL, dan Satbravo'90 Paskhas TNI AU, memperagakan latihan penanggulangan teroris seusai upacara pembukaan Latihan Gabungan Satgultor TNI Tri Matra IX 2014 di Lapangan Batalyon 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Desember 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme, Harits Abu Ulya, menyarankan kepada pemerintah untuk menyiapkan kajian yang matang jika ingin menghidupkan kembali satuan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI untuk menangani terorisme.

"Situasi dan kondisi saat ini tidak bisa serta merta kemudian dianggap emergency (darurat) dan harus membentuk unit baru tampa melalui proses kajian matang," kata Harits kepada Tempo, Jumat, 11 Mei 2018.

Baca: Tangani Terorisme, Jokowi Tertarik Hidupkan Lagi Koopssusgab TNI

Harits mengatakan, faktanya saat ini ada lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Densus 88 Antiteror yang khusus menangani teroris. Ia memperkirakan akan terjadi tumpang tindih peran dan kepentingan potensial, apabila pembentukan satuan Koopssusgab tidak diatur dalam regulasi yang jelas.

Ketimbang membentuk unit baru, Harits menyarankan agar pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat menyelesaikan terlebih dulu revisi Undang-Undang Antiterorisme. "Dan jika harus melibatkan TNI dengan satuan-satuan khususnya yang tersedia dalam bentuk Komando Operasi Khusus Gabungan atau bentuk yang lain tetap saja harus ada payung hukumnya," ujarnya.

Advertising
Advertising

Menurut dia, pelibatan unsur lain dalam penanganan terorisme harus diakomodasi dan diharmonisasikan dengan pemangku kepentingan lainnya.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya mengatakan Presiden Joko Widodo tertarik untuk menghidupkan kembali satuan Koopssusgab untuk menangani terorisme. "Sudah saya sampaikan ke Presiden dan beliau sangat tertarik untuk dapat dihidupkan kembali," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat, 11 Mei 2018.

Baca: Mengenal Koopssusgab, Pasukan Gabungan Antiteror TNI

Moeldoko mengatakan, ide itu ia sampaikan kepada Jokowi karena satuan yang terdiri dari pasukan elite TNI tersebut amat dibutuhkan dalam menghadapi situasi global saat ini. Pasukan elite yang tergabung dalam satuan itu antara lain Sat-81/Gultor Kopassus dari TNI AD, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) yang merupakan detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL, dan Detasemen Bravo 90 dari TNI AU. Mereka dikumpulkan di suatu tempat dengan status operasi atau bisa diterjunkan setiap saat.

Berita terkait

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

16 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

37 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

38 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

43 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.

Baca Selengkapnya

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

58 hari lalu

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

Program Desa Siapsiaga merupakan pelibatan semua unsur masyarakat di desa dalam mencegah terorisme.

Baca Selengkapnya