Mobil membawa jenazah anggota Densus 88 korban kerusuhan Rutan Mako Brimob di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, 9 Mei 2018. Sementara jenazah narapidana terorisme, yaitu Benny Syamsu Tresno masih ada di ruang forensik untuk dilakukan penyelidikan. TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta aparat segera bertindak tegas mengakhiri "drama" mencekam lebih dari 28 jam kerusuhan Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"'Drama' ini harus diakhiri, sudah lebih 28 jam para teroris menguasai Mako Brimob.” Yaqut menyampaikan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis dini hari. Ia meminta aparat mengambil tindakan tegas sesegera mungkin.
Ia menilai baik langkah negosiasi. Tapi jika sudah bisa diprediksi akan buntu dan dibutuhkan tindakan represif, sebaiknya dilakukan. "Toh, tidak ada jaminan juga korban tidak akan bertambah," kata Yaqut yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB itu.
Yaqut menyatakan tindakan yang dilakukan para narapidana terorisme itu sudah melampaui batas dan melecehkan kewibawaan Polri. Karenanya, ini menimbulkan spekulasi negatif yang masif beredar luas di masyarakat sehingga harus dihentikan.
“Ada kaidah ushul fikih, mudharat yang lebih berat dihilangkan dengan mudharat yang lebih ringan.” Penguasaan dan pembangkangan para napi teroris yang menimbulkan kerusuhan Mako Brimob itu dinilainya sebagai kasus serius yang tidak bisa ditangani biasa saja. “Dampaknya sangat luar biasa.”