Survei Indikator: Efek Jokowi Hanya Didapat PDIP

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 4 Mei 2018 15:41 WIB

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tiba di lokasi HUT ke-45 PDIP di JCC Senayan, Jakarta, 10 Januari 2018. Megawati berpesan kepada seluruh kader-kader partainya untuk berpolitik sesuai dengan ideologi bangsa, yaitu Pancasila. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan partai-partai pendukung Joko Widodo atau Jokowi tak menikmati dampak elektoral atas dukungannya itu. Hanya PDI Perjuangan yang mendapat dampak elektoral atas dukungan kepada Jokowi.

Survei bertema Dinamika Elektoral Jelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden itu dilakukan pada 25-31 Maret lalu.

Adapun partai pendukung Jokowi yakni PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura, Perindo, PKB, PKPI, dan PSI. "Di antara partai-partai yang akan bersaing dalam pemilu 2019 mendatang, dukungan terhadap PDIP tampak cukup menonjol," kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei lembaganya di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.

Baca juga: Fadli Zon Minta Jokowi Contohkan Cara Beternak Kalajengking

Menurut Burhanuddin, hanya PDIP yang menikmati dampak elektoral dari Jokowi. Alasannya, warga selama ini melihat Jokowi identik dengan partai Banteng tersebut.

Advertising
Advertising

Bahkan, Partai Golkar yang lebih awal mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden hanya bisa bercokol di urutan ketiga dengan persentase 8 persen. Sedangkan, nomor urut dua ditempati Gerindra yang mempunyai sosok ketua umumnya Prabowo Subianto yang dideklarasikan menjadi capres, untuk melawan Jokowi. Tingkat keterpilihan Gerindra mencapai 11,4 persen.

Sedangkan, partai lainnya seperti Nasdem berada di urutan sembilan dengan persentase 2,7 persen. Padahal Nasdem juga telah mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi. Bahkan, partai besutan Surya Paloh itu sampai membuat jargon Jokowi Presidenku, Nasdem Partaiku. "Dukungan itu tidak berdampak."

Selain itu, partai lainnya dalam survei ini seperti Demokrat 6,6 persen, PKB 5,8 persen, Perindo 4,6 persen, PKS 4 persen, PPP 3,5 persen, dan PAN 1,9 persen. Partai lain hanya dipilih oleh kurang dari 1 persen, dan sekitar 21,6 persen masih belum memilih partai.

Menurut dia, PDIP rebound dibandingkan pada enam bulan lalu. Pada September 2017, keterpilihan PDIP baru 24,2 persen. Sedangkan, Gerindra trennya terus menguat meski landai. Pada September tahun lalu keterpilihan Gerindra 10,3 persen.

Kecendrungan menurun justru terjadi pada Golkar. Enam bulan lalu partai beringin masih 12 persen dan menurun menjadi 8 persen pada Maret lalu. Bahkan, pada Agustus 2016 tingkat keterpilihan Golkar masih 14,1 persen.

"Demokrat juga melemah, PPP trennya sedikit menurun, PKS meski landai tapi trennya juga positif, Perindo menguat dan partai lain fluktuasinya lebih rendah."

Baca juga: Indikator: Elektabilitas Jokowi 39,9 Persen; Prabowo 12,1 Persen

Dari hasil survei tersebut terlihat masyarakat menganggap di antara partai-partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi, PDIP dinilai paling loyal mendukung kebijakan-kebijakan pemerintahan.

Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyadari bahwa efek elektoral belum dirasakan meski telah menjadi partai pertama yang mendeklarasikan Jokowi menjadi calon presiden. Soalnya, sekarang masyarakat lebih memilih tokoh dibandingkan partai.

Padahal, kata dia, Golkar telah menghidupkan mesin partai di seluruh wilayah. "Kader kami di setiap wilayah ada. Tapi memang sekarang tokoh."

Selain itu, Bambang menyadari saat ini banyak partai yang berebut menjadi calon wakil presiden untuk Jokowi. Menurut Bambang, langkah itu dilakukan sebagai strategi untuk mendongkrak suara partai mereka.

Golkar, kata dia, juga berharap Jokowi mengambil pendampingnya dari partai beringin. "Namun, semua akan kami kembalikan lagi ke Jokowi. Beliau yang lebih tahu siapa yang bisa membantunya lima tahun ke depan."

Bambang melihat selama enam bulan terakhir memang partai yang mendukung Jokowi tidak mendapatkan efek elektoralnya. Dampak elektoral justru didapat PDI Perjuangan yang terlihat belum banyak bergerak untuk Jokowi.

Selain itu, dampak elektoral juga didapatkan Gerindra karena mendeklarasikan ketua umumnya menjadi capres. Kedua partai tersebut mendapatkan efek elektoral di masyarakat karena mempunyai tokoh yang dijadikan capres.

"Tapi, kami tidak khawatir (kecenderungan pemilih Golkar menurun). Yang penting Golkar akan bermain di tikungan terakhir."

Politikus PDIP Maruarar Sirait mengatakan wajar jika partainya yang paling banyak mendapatkan efek dari Jokowi. Soalnya, PDIP telah mendukung Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo. "Jadi lihat prosesnya," ujarnya. "Jokowi memang identik dengan PDIP."

Menurut dia, jika partai lain ingin mendapat dampak elektoral mesti dari sekarang memoles kadernya untuk menjadi capres. Maruarar menyarankan agar Golkar menyiapkan kadernya dari sekarang untuk menjadi capres. "Jangan dipersiapkan tiba-tiba. Sekarang berproses," ucapnya.

Berita terkait

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

14 menit lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

39 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

1 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

4 jam lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

4 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

5 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

6 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya