Menkominfo Rudiantara (kiri) berbincang dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, 5 Maret 2018. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Intelijen Negara Budi atau BIN Gunawan mengatakan ada tiga ideologi yang berpotensi mengancam Pancasila. Ketiganya ialah ideologi radikal yang terpengaruh Pan-Islamisme, komunisme dan kebijakan ultranasionalisme Amerika Serikat.
"Pancasila sebagai ideologi perekat bangsa kini mendapatkan ujian berat berupa gempuran dari ideologi-ideologi luar," kata Budi Gunawan di Kampus III Universitas Wahid Hasyim Semarang, dikutip dari keterangan pers, Sabtu, 28 April 2018.
Menurut Budi, tiga ideologi itu sedang berkompetisi memperebutkan pengaruh. Persaingan tiga ideologi tersebut, kata dia, juga sudah mempengaruhi pikiran masyarakat, terutama setelah era Perang Dingin berakhir.
Budi menuturkan situasi itu berbahaya bagi kebhinekaan Indonesia. Kontestasi ideologi, kata dia, juga menjadi cobaan berat untuk Pancasila. "Masuknya ideologi asing dapat menggoyahkan ketahanan ideologi nasional dan berdampak pada kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara," katanya.
Budi mencontohkan bagaimana perang ideologi dapat membelah masyarakat di Amerika Serikat. Dia berujar kompetisi antara pemikiran liberalisme dan nasionalisme proteksionis telah menciptakan polarisasi di tengah masyarakat Amerika.
Fenomena itu berbeda dengan di Tiongkok yang hanya mengenal satu ideologi yakni komunisme. Menurut dia Tiongkok dapat mempertahankan identitas bangsanya yang memiliki ideologi komunis dengan mengakomodasi praktek kapitalis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Karena itu, tutur Budi, diperlukan strategi nasional untuk menjadikan Pancasila sebagai jalan hidup berbangsa. Menurut dia, strategi itu dilakukan lewat penanaman nilai-nilai Pancasila ke masyarakat. "Diperlukan juga upaya defensif untuk menjaga Pancasila dari serbuan ideologi asing dan dari pihak yang ingin mengganti Pancasila," kata dia.