Aksa Mahmud Minta Organisasi Ekonomi Remaja Masjid Tak Berpolitik

Reporter

Friski Riana

Minggu, 15 April 2018 16:41 WIB

Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa Aksa Mahmud dan Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Komjen Pol Syafruddin dalam acara deklarasi organisasi ekonomi remaja masjid, ISYEF, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, 15 April 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa Aksa Mahmud meminta organisasi ekonomi remaja masjid, Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF), tidak dibawa ke ranah partai politik.

"Pesan saya, jangan dibawa ke parpol ini organisasi. Ini organisasi ekonomi remaja masjid yang arahnya adalah akhirat, jangan dibawa ke politik. Jangan sampai masuk politik di sini. Kita betul-betul ibadah dan basisnya ekonomi," kata Aksa dalam pembukaan diskusi Awakening The Power of Economic From Masjid di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Ahad, 15 April 2018.

Baca: Masjid Merah di Kota Cirebon Peninggalan Masa Kolonial

Aksa khawatir ISYEF akan bernasib serupa dengan dua organisasi Islam yang berubah haluan menjadi gerakan politik, yaitu Serikat Dagang Islam dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI). Padahal, menurut Aksa, pada awal kemerdekaan Indonesia, Serikat Dagang Islam dibentuk tokoh-tokoh Islam untuk membicarakan masalah ekonomi dan membangkitkan ekonomi Islam Indonesia. Sedangkan BKPRMI, kata dia, juga bergeser dari ekonomi menjadi politik.

Aksa juga meminta organisasi remaja masjid, seperti ISYEF, bisa konsisten dengan tugas utamanya, yaitu sebagai kebangkitan ekonomi umat. "Karena itu, ini adalah organisasi remaja masjid sebenarnya. Tadi dikatakan bahwa bagaimana tugasnya memakmurkan masjid dan masjid memakmurkan jemaahnya," ujarnya.

Lihat: Jusuf Kalla Cerita Persaingan dengan Alwi Hamu dan Aksa Mahmud

Ia berharap kehadiran ISYEF bisa menambah kemakmuran jemaah dengan mempelajari masalah ekonomi. Dengan begitu, akan lahir kekuatan di semua sektor, yakni orang-orang yang berbasis masjid dan pesantren.

Sebab, kata dia, masjid selama ini selalu dimanfaatkan untuk mendengarkan ceramah dan pengetahuan agama. "Sekarang bisa melalui institusi menambah pengetahuan jemaah masalah ekonomi. Jadi jangan kita ke masjid hanya dengar ceramah agama," ucapnya.

ISYEF didirikan 106 organisasi remaja masjid dan komunitas pemuda Islam dari berbagai kota. Menurut ketua panitia deklarasi ISYEF, Atras Mafazi, organisasi itu dibentuk dari semangat anak-anak muda untuk menghidupkan kembali peran masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW. Menurutnya, pada masa Rasulullah SAW, masjid tidak hanya digunakan untuk ibadah, tapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

11 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

11 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

14 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

17 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

17 hari lalu

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

Ekonom Mari Elka Pangestu buka suara soal serangan Iran ke Israel yang nantinya bakal berdampak ke perekonomian dunia termasuk Indonesia. Hal itu akan berpengaruh terhadap terjadinya inflasi.

Baca Selengkapnya