Fahri Hamzah Melihat Ada Upaya Elit PKS Menjegal Anis Matta

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 14 April 2018 15:53 WIB

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah usai membuat laporan terhadap Presiden PKS Sohibul Imam di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Maret 2018. TEMPO/Andita Rahma

TEMPO.CO, Jakarta - Fahri Hamzah melihat ada upaya elit PKS yang ingin menjegal Anis Matta agar tidak bisa lolos menjadi pendamping Prabowo Subianto, yang digadang-gadang akan maju menjadi calon presiden dari Partai Gerindra. "Begitu kader menyambut AM (Anis Matta) malah di dalam ada kecemasan dan upaya menyingkirkan," ujarnya.

PKS menggodok sembilan nama untuk menjadi capres dan cawapres Pemilu 2019. Mereka adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Sohibul Iman, Irwan Prayitno, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera, dan Anis Matta.

Menurut Fahri, saat ini kader bingung karena ketidakjelasan mekanisme internal untuk menjaring sembilan nama tersebut. Akibatnya, kata dia, terlihat ada yang main belakang untuk mencegah Anis Matta. "Ini sudah nampak."

Baca juga: Fahri Hamzah Beri Syarat Presiden PKS Jika Ingin Laporan Dicabut

Selain itu, kata Fahri, kecurigaan tidak adanya prosedur terlihat dari orang yang memegang kekuasaan di dalam posisi penting itu. Akhirnya, kata dia, mereka memiliki kekuasaan secara subjektif menyingkirkan orang yang tidak disukai.

Advertising
Advertising

Menurut Fahri, karena ketidakjelasan prosedur itu juga, akhirnya menghasilkan pilihan yang dianggap tidak punya tenaga untuk memenangkan pertarungan ini. Walhasil, kata dia, PKS bukan sebagai pemain dalam pertarungan. Apalagi, sebagai bagian untuk memenangkan pemilu.

"Akhirnya nanti PKS hanya sebagai tim sukses saja (dalam Pemilu 2019)," ujarnya. "Nah, itu gejalanya nampak sekarang. Pergolakan di tingkat bawah seharusnya terjadi untuk memutuskan kartu PKS dibawa oleh Pak Anis."

Fahri melihat kondisi sekarang yang menggeliat dan penuh dinamika adalah dukungan untuk Anis, dari sembilan nama yang ada. Untuk itu, Fahri menyarankan pemilihan Anis disegerakan, bukannya disingkirkan.

"Tapi justru muncul gejala di dalam yang mau mengerucutkan nama. Dan nama Anis tidak disebut dengan berbagai alasan. Ini perlu dicermati karena bisa menyebabkan kekacauan di dalam," ucapnya.

Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini tidak ambil pusing isu yang dilontarkan Fahri Hamzah bahwa ada upaya menjegal Anis. Yang jelas, kata dia, PKS memutuskan siapa yang terpilih dari sembilan nama sesuai mekanisme yang ada di partai.

Baca juga: Soal Pidato Prabowo, Fahri Hamzah: Harus Dijawab dengan Mantap

"Memutuskan dari sembilan nama menjadi satu ada mekanismenya, yaitu lewat keputusan rapat majelis syuro," ucapnya.

Sembilan nama tersebut akan dikerucutkan pada Juli mendatang. Penyaringan tersebut tentunya akan dilakukan dengan berbagai pertimbangan di antaranya popularitas dan elektabilitas.

"Dan yang tidak kalah pentingnya juga sesuai dengan kesepakatan yang disepakati dengan mitra koalisi," ujarnya. "Sebelum pendaftaran capres dan cawapres Inshaallah sudah mengerucut menjadi satu."

Berita terkait

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

11 jam lalu

Kata Presiden PKS Saal Penolakan dari Partai Gelora untuk Masuk Koalisi Prabowo

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menanggapi penolakan dari Partai Gelora untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

13 jam lalu

Presiden PKS Benarkan Wali Kota Depok Idris Masuk Bursa Cagub Jabar

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengiyakan bahwa Kota Depok Mohammad Idris masuk bursa calon gubernur Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

15 jam lalu

Begini Respons Gibran soal Peluang PKS Gabung ke Koalisi Prabowo

Gibran Rakabuming Raka memberikan respons soal peluang bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan koalisi pemerintahan

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

15 jam lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

17 jam lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

17 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan bahwa PKS adalah musuh bebuyutan Partai Gelora.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

19 jam lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

19 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

23 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

1 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya