Novel Baswedan Sebut Alasan Mengapa Jokowi Harus Bentuk TGPF

Reporter

Taufiq Siddiq

Kamis, 12 April 2018 06:47 WIB

Penyidik Senior KPK Novel Baswedan memberikan keterangan di gedung KPK, Jakarta, 11 April 2018. Novel Baswedan mengatakan tepat setahun setelah peristiwa penyiraman air keras kepadanya tak membuat langkahnya surut. TEMPO/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan menyebutkan alasan mengapa Presiden Joko Widodo mesti membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengusut kasus penyiraman air keras yang dialaminya tahun lalu.

Menurut Novel, dengan dibentuknya TGPF akan mampu membuka fakta-fakta yang belum diungkap atau sengaja tertutupi oleh kepolisian. "Saya ingin presiden tahu fakta-fakta sebenarnya," ujarnya di Gedung Merah Putih KPK, Rabu 11 April 2018.

Baca: Moeldoko: Belum Ada Arahan Jokowi Soal TGPF Kasus Novel Baswedan

Pada 11 April 2017, Novel diserang dua orang pengendara sepeda motor saat berjalan pulang dari menunaikan salat Subuh di masjid dekat rumahnya di Kepala Gading, Jakarta. Akibat kejadian itu, mata penyidik KPK itu mengalami kerusakan.

Puluhan aktivis HAM melakukan aksi damai mengingat kembali kejadian yang menimpa Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan

Novel berkeyakinan TGPF akan bisa menemukan fakta yang sebenarnya. Sebab, kata dia, ada fakta-fakta dalam kasus ini yang belum diungkap dan sengaja ditutupi oleh kepolisian.

Ia pun berharap Presiden Jokowi serius dalam mengungkap kasusnya. Dengan mengabaikan kasus ini, kata Novel, peneror bisa menjadi makin berani menebar ancaman ke penyidik KPK. "Saya khawatir jika ini dibiarkan, peneror semakin berani mengancam penyidik," katanya.

Baca: Sejumlah Kejanggalan Pengungkapan Kasus Novel Baswedan

Advertising
Advertising

Selain itu, Novel berujar, pembentukan TGPF sekaligus untuk membuktikan pernyataannya selama ini. Termasuk dugaan adanya jenderal yang terlibat dalam kasus penyerangannya.

Meski desakan dari sejumlah aktivis yang tergabung dalam koalisi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi kepada pemerintah untuk membentuk TGPF kasus Novel Baswedan terus bergulir, Presiden Jokowi menyatakan belum ingin membentuk tim tersebut. "Saya masih menunggu semuanya dari Kapolri. Kalau Kapolri sudah begini (Jokowi mengangkat tangannya), baru (dibentuk)," ujarnya saat di Pesanggarahan Tenjoresmi, Sukabumi, Ahad, 8 April 2018.

Novel enggan berkomentar soal pernyataan Presiden Jokowi tersebut. "Kita bisa lihat kasus lain tidak terungkap, kasus saya yang sebelumnya juga belum diungkap," ujarnya.

Novel Baswedan menekankan bahwa pembentukan TGPF bukan berarti penyidikan diambil alih dari kepolisian. Namun, kata dia, TGPF itu untuk mendukung kepolisian dalam menyibak fakta-fakta yang terlewatkan atau tidak terungkap.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

26 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

45 menit lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

20 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

23 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya