10 Bulan di Singapura, Cara Novel Baswedan Obati Rindu pada Anak

Rabu, 11 April 2018 11:14 WIB

Penyidik KPK Novel Baswedan bercerita tentang rencana operasi besar matanya usai menjalani solat Dzuhur berjamaah di salah satu masjid Singapura, 15 Agustus 2017. TEMPO/Fransisco Rosarians

TEMPO.CO, Jakarta - Raut senyum di wajah Novel Baswedan tampak ketika dua putrinya, Nazela Rania Verina dan Balqis Zahira Verina, tiba di rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Senyum itu bukan tanpa alasan. Pertemuan mereka adalah yang pertama setelah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu menjalani operasi mata tahap dua di Singapura.

Karena menempuh pendidikan di sebuah pesantren di kawasan Bogor, Jawa Barat, Nazela dan Balqis menghabiskan akhir pekan di rumah bersama keluarga. "Apa kabar?" kata Novel bertanya kepada dua anak perempuan yang datang dan langsung mencium tangannya.

Baca: Berkali-kali Operasi, Novel Baswedan Sudah Mulai Bisa Melihat

Dua putrinya itu memang tidak pernah diajak selama Novel menjalani pengobatan mata di Rumah Sakit National Eye Centre, Singapura. Termasuk dua anak perempuan lain, Maqila Ashadya Verina dan Zara Khadeeja Verina. "Anak-anak tidak ada yang ikut, yang ikut yang kecil, karena menyusui," kata Novel saat ditemui Tempo di rumahnya, pada Jumat pekan lalu.

Anak bungsu Novel, Umar Novel Baswedan masih berusia empat bulan saat ayahnya diserang dan mulai menjalani perawatan mata di Singapura. Karena itu, hanya Umar yang dibawa ke Singapura untuk menemani Rina Emilda, istri Novel, selama menjalani perawatan.

Advertising
Advertising

Istri Novel Baswedan, Rina Emilda. TEMPO/Nurdiansah

Genap setahun lalu, yaitu pada 11 April 2017, dua orang tak dikenal menyerang Novel yang sedang berjalan pulang dari masjid setelah salat subuh. Wajahnya disiram air keras. Kedua mata Novel mengalami kerusakan sehingga harus dirawat berbulan-bulan di Singapura. Pulang perawatan pada 22 Februari 2018, mata kirinya diimplan total dan mata kanannya harus memakai hard lens untuk membantu penglihatannya.

Penyerangan itu juga membuatnya hampir sepuluh bulan tak berkomunikasi langsung dengan keempat anak perempuannya. Namun, Novel punya cara untuk mengatasi rasa rindu dengan empat putrinya itu. "Saya sering video call, pagi-pagi, anak-anak dikontak," kata Novel. Obrolan mengenai ibadah salat, kegiatan keseharian, sampai kedisiplinan anak-anaknya, menjadi topik pembicaraan dengan anak-anak selama berobat di Singapura.

Baca: 1 Tahun Kasus Novel Baswedan, Terhenti di Sketsa

Novel bercerita pernah mendapati pertanyaan dari anak-anaknya soal mengapa dia tak kunjung pulang. Segala jawaban dari sisi sosial sampai agama ia berikan untuk memenuhi rasa penasaran anaknya melalui komunikasi yang dilakukan hampir setiap hari. "Saya sampaikan hal yang seperti itu, sampai mereka bisa paham," kata dia.

Belakangan, kata Novel, keempat anak perempuannya pun menyadari risiko pekerjaan yang dilakoni ayahnya. "Yang penting mereka menyadari bahwa segala seusatu itu ada takdirnya. Takdir yang ditetapkan Allah itu baik," kata dia.

Penyidik KPK Novel Baswedan bercerita tentang rencana operasi besar matanya usai menjalani solat Dzuhur berjamaah di salah satu masjid Singapura, 15 Agustus 2017. TEMPO/Fransisco Rosarians

Meski begitu, Novel tak bisa menutupi saat-saat kerinduannya dengan anak-anak selama berobat. "Pastilah rindu. Namanya bapak ke anak, tentu anak-anak juga begitu," kata dia. Kerinduan itu akhirnya harus dikesampingkan sementara waktu selama hampir sepuluh bulan untuk pengobatan mata yang tidak bisa ditunda.

Kini, Novel bisa berkumpul lagi dengan keluarganya. Ia pun berharap kondisi matanya makin baik. Novel sudah berencana untuk kembali bertugas di KPK. "Saya berharap dua minggu saya kontrol, setelah itu agak jelas, saya pesan kacamata untuk mata kiri, saya bisa baca, saya masuk kantor," ujarnya.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

1 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

3 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

3 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

15 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

46 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

46 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

47 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

47 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

48 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

49 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya