Survei Indo Barometer, 81 Persen Warga Jatim Puas Kinerja Jokowi

Rabu, 4 April 2018 06:26 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (keempat kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (kedua kiri) berdialog dengan petani saat panen raya jagung di Perhutanan Sosial, Ngimbang, Tuban, Jawa Timur, 9 Maret 2018. Jagung yang dipanen raya tersebut merupakan hasil budi daya pertanian oleh petani penggarap hutan penerima KUR dari BNI. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta — Lembaga survei Indo Barometer menyatakan mayoritas masyarakat Jawa Timur menginginkan Presiden Joko Widodo kembali memimpin. Mereka merasa puas dengan kinerja pria yang akrab disapa Jokowi itu.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menuturkan 81,5 persen warga Jawa Timur puas dengan kinerja Jokowi.

"Sebanyak 68,6 persen masyarakat ingin Presiden Jokowi maju kembali," ujarnya di Harris Suites, Jakarta, Selasa, 3 April 2018.

Baca: Tiga Survei Berbeda, Elektabilitas Jokowi di Bawah 50 Persen

Qodari menuturkan, tingkat kepuasan itu mendorong elektabilitas Jokowi di Jawa Timur. Dalam survei dengan model pertanyaan terbuka, sebanyak 56,5 persen masyarakat menyatakan ingin Jokowi sebagai presiden.

Advertising
Advertising

Setelahnya, muncul nama Prabowo Subianto yang dipilih 20 persen responden. Sementara itu terdapat 16,3 persen masyarakat yang menyatakan belum tahu dan tidak menjawab.

Indo Barometer melakukan simulasi dengan bentuk pertanyaan tertutup terhadap responden untuk memilih presiden. Lembaga itu melakukan simulasi 17 nama calon, simulasi 7 nama calon, lima simulasi terhadap 3 nama calon, dan enam simulasi terhadap dua nama calon.

Hasilnya, Jokowi masih tetap unggul dibanding kandidat lain. Di simulasi 17 nama, Jokowi mendapat suara 64,3 persen. Di bawahnya ada Prabowo Subianto dengan 22,8 persen suara dan Agus Harimurti Yudhoyono dengan 1,8 persen suara.

Di simulasi 7 nama dan 3 nama, Jokowi selalu berhadapan dengan Prabowo. Perolehan suara Jokowi berada di kisaran 60 persen sementara Prabowo 20-25 persen.

Di enam simulasi terhadap dua nama calon, Jokowi juga masih unggul. Saat disandingkan dengan Prabowo, dia memperoleh 66,8 persen suara sementara lawannya 25,1 persen. Ketika melawan Anies Baswedan, Jokowi memperoleh suara 72,5 persen sementara Anies 4 persen.

Elektabilitas Jokowi juga mencapai angka 70 persen saat berlawanan dengan Gatot Nurmantyo. Jokowi memperoleh 72,4 persen sementara Gatot 3,4 persen. Jokowi mendapat suara 72,6 persen saat disandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang hanya 4,4 persen.

Ketika dengan Budi Gunawan, elektabilitas Jokowi semakin meningkat. Dia dipilih 73,8 persen sementara Budi hanya 0,5 persen. Dengan Jusuf Kalla yang hanya dipilih 0,6 persen responden, Jokowi unggul dipilih 73,1 persen responden.

Simak: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi Belum Aman

Qodari menuturkan survei tersebut melibatkan 800 responden. Survey dilakukan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur yang meliputi 38 kabupaten dan kota.

Metode yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling. Teknis pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner.

Survei dilakukan pada 29 Januari hingga 4 Februari 2018. Margin of error survei ini sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

3 menit lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

33 menit lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

36 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

43 menit lalu

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

PPP menyatakan sifat politiknya di Pilkada Jawa Timur masih dinamis. Antara mendukung Khofifah atau membentuk koalisi baru.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

1 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

3 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

3 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

3 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya