Disebut Lebih Kaya dari Prabowo, Gatot Nurmantyo: Itu Doa

Senin, 2 April 2018 07:29 WIB

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, menanggapi pernyataan mantan Panglima Kostrad, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen, ihwal kepemilikan logistik yang lebih banyak ketimbang Jenderal Prabowo Subianto. Kepemilikan logistik inilah yang disebut-sebut dapat digunakan jika Gatot maju dalam pemilihan presiden 2019.

"Alhamdulillah. Itu saya punya keyakinan kalau seperti itu adalah doa. Insya Allah nanti saya punya uang seperti itu," kata Gatot menanggapi pernyataan Kivlan Zen saat mengunjungi kantor Tempo, di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Baca juga: Pensiun, Gatot Nurmantyo Ingin Habiskan Waktu dengan Keluarga

Gatot bercerita bahwa dia pernah mendapat nasihat dari bapaknya yang seorang prajurit TNI. Ia menyebut ayahnya sebagai pejuang yang ortodoks. "Bapak saya pensiun itu hanya punya sepeda motor. Saya kelas 2 SMP. Akhirnya, karena tidak punya rumah, pulang ke orang tuanya," ujarnya. Seusai pensiun, ayah Gatot beristirahat.

Untuk itulah, Gatot mengaku tak ingin kerepotan berpikir mengumpulkan uang lebih banyak. "Lebih baik saya menabung untuk saya pulang. Karena orang tua saya bilang, kalau kamu sudah berumur, siap-siaplah kamu untuk pulang. Dalam arti, pulang ke akhirat sana," katanya.

Advertising
Advertising

Gatot pun menyebut pernyataan ihwal bekal logistiknya yang banyak tak masuk akal dengan menghitung penghasilannya selama bertugas di TNI. "Aduh, Rp 3 triliun. Logikanya begini, saya menjadi Panglima TNI berapa lama, anggaran TNI berapa banyak, kira-kira saya korupsinya bagaimana? Ha-ha-ha," ujar Gatot.

Baca juga: PKB Sarankan Demokrat Usung Gatot Nurmantyo ketimbang AHY

Dalam laporan harta kekayaan pejabat negara yang dilaporkan Gatot Nurmantyo pada 30 September 2015, tercatat kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp 13.704.369.535 dan US$ 25.002.

Gatot Nurmantyo mengatakan tak ingin menutup kemungkinan maju dalam pemilihan presiden 2019. Termasuk jika harus menjadi penantang calon inkumben Presiden Joko Widodo. "Bukan tidak mungkin. Semua yang ada di dunia ini mungkin," tuturnya.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

5 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

9 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

9 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

10 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

12 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

13 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

13 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya