LBH Surabaya Sesalkan Pemutaran Film Mahasiswa Papua Dijaga Ketat

Rabu, 28 Maret 2018 07:23 WIB

Ilustrasi Film (pixabay.com)

TEMPO.CO, Surabaya - Lembaga Bantuan Hukum Surabaya menyesalkan tindakan pengawalan secara berlebihan dari aparat keamanan terhadap acara diskusi dan pemutaran film The First Grader yang diselenggarakan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Surabaya, Selasa malam, 27 Maret 2018

"LBH Surabaya secara kelembagaan menyesalkan dan menyayangkan tindakan pengawalan polisi secara berlebihan terhadap kegiatan temen-temen mahasiswa Papua," kata Kepala Bidang Penanganan Kasus LBH Surabaya, Hosnan, kepada Tempo, Selasa malam, 27 Maret 2018.

Baca: Pemutaran Film Mahasiswa Papua di Surabaya Dijaga Polisi

Meski acara yang dilaksanakan di Asrama Kamasan III Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, itu dibiarkan sampai selesai, dia menilai hal itu menimbulkan stigma yang tak bagus terhadap mahasiswa Papua setiap kali melakukan kegiatan. "Ini sudah beberapa kali aparat melakukannya."

Menurut Hosnan, aparat keamaan, dalam hal ini kepolisian, tidak perlu khawatir secara berlebihan ketika mahasiswa-mahasiswa asal Papua melakukan kegiatan. "Ada kekhawatiran berlebihan dari aparat keamanan ketika kegiatan itu dilakukan temen-temen mahasiswa Papua," katanya.

Bagaimanapun juga, kata dia, acara diskusi dan pemutar film merupakan bagian dari hak berekspresi setiap warga negara. Apalagi, lanjut dia, film yang diputar tidak bertentangan dengan ideologi negara. "Ini bagian dari kebebasan berekspresi secara akademik dengan melakukan kajian."

Baca: Di Selandia Baru, Jokowi Ungkap Alasannya Kerap ke Papua

Hosna menganggap tindakan pengawalan secara berlebihan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa-mahasiswa Pupua melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) karena telah membuat stigma buruk yang berhubungan dengan etnis. "Saya kira ini kasus pelanggaran HAM."

Karena itu, dia meminta polisi harus menjelaskan terkait apa yang sudah mereka lakukan. Hal tersebut harus dilakukan agar jelas, sehingga tidak ada stigma buruk lagi terhadap mahasiswa-mahasiswa Papua. "Saya khawatir polisi mendapatkan formasi yang keliru dan salah," katanya.

Acara diskusi dan pemutaran film yang bercerita tentang orang yang ingin mendapatkan akses pendidikan itu dijaga ketat puluhan polisi, baik yang berseragam maupun tidak. Penjagaan itu dilakukan dari luar asrama dari pukul 17.30-23.00.

Kepolsek Tambaksari, Komisaris Priyatno, mengatakan pengawalan dilakukan karena ada indikasi film yang diputar tentang kulit hitam. "Itu merupakan antisapasi ideologinya orang Papua," katanya saat dikonfirmasi Tempo. Selain itu, dia menilai film itu bertentangan dengan budaya bangsa.

Berita terkait

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

2 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

9 jam lalu

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

Baru-baru ini Warga Stren Kali yang mendiami Rusunawa Gunungsari, Surabaya, mengalami penggusuran

Baca Selengkapnya

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

12 jam lalu

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

Film John Travolta terbaru, Cash Out tidak begitu mendapat respons yang positif dari penonton dan dinilai mengecewakan.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

13 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

15 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

18 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Dokoge-Paniai, Peni Pekei alias Petrus Pekei, ditangkap

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

18 jam lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

20 jam lalu

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

23 jam lalu

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

Ketua Rukun Warga 02 Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, Amir Muchlis, berharap kontraktor Masjid Al Barkah, Ahsan Hariri, dilaporkan ke polisi.

Baca Selengkapnya

Arak-arakan Geng Motor Bawa Celurit Resahkan Warga Tangerang, Polisi Belum Bertindak

1 hari lalu

Arak-arakan Geng Motor Bawa Celurit Resahkan Warga Tangerang, Polisi Belum Bertindak

Arak-arakan geng motor membawa senjata tajam itu melintas di jalan raya tetapi belum ada tindakan kepolisian Tangerang.

Baca Selengkapnya