TEMPO Interaktif, Jember: Pasien dari keluarga miskin memprotes pelayanan Rumah Sakit Daerah Soebandi Jember, Jawa Timur yang dinilai tidak memberikan pelayanan maksimal kepada mereka dan terkesan diskriminatif.Sukari, warga Desa Curah Malang, Rambipuji, Jember mengaku harus dipusingkan dengan urusan administrasi rumah sakit karena tidak bisa menunjukkan kartu penerima BLT (Bantuan Langsung Tunai). Akibatnya cucunya, Gilang (4 tahun) yang menderita diare hebat tidak mendapat pelayanan yang memadai. "Padahal keluarga kami terdaftar di data rumah sakit," kata pria berusia 40 tahun ini di Jember pada Rabu (5/9). Meski Gilang dirawat di rumah sakit ini, keluarga tidak mampu membeli obat-obatan yang dibutuhkan. "Alasannya harus nunggu kepastian data keluarga," katanya. Sukari akhirnya melaporkan kejadian itu ke Kepala Desa Curah Malang, Yosep Mulyadi. Meski data keluarga ini tertera di data rumah sakit, pengelola rumah sakit ini enggan meloloskan permintaan layanan kesehatan gratis. Sukari tetap diminta menunjukkan karta bantuan. Ketua Komite Medik Rumah Sakit Soebandi, Budi Rahardjo menyatakan memang ada masalah data pasien keluarga miskin di rumah sakitnya. "Sampai sekarang pendataan warga miskin dan distribusi kartu penerima Askeskin belum tuntas," katanya. Jika data ini beres, pasien dari keluarga miskin akan mendapat pelayanan semestinya. Mahbub Djunaidy