Menteri Yohana: Usul Relokasi Warga Papua Harus Dikaji Dulu

Kamis, 1 Februari 2018 16:38 WIB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise saat menerima penghargaan dari Profesor Andrew Petter, Rektor Universitas Simon Fraser di Vancouver, Kanada, Rabu, 12 September 2017.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan harus ada kajian mendalam mengenai relokasi warga di Papua untuk menghindarkan mereka dari wabah penyakit. Menurut Yohana, tidak mudah merelokasi warga karena adat istiadat suku-suku di Papua begitu kuat dan kental. "Mereka sangat menyatu dengan alam,” katanya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 1 Februari 2018.

Yohana khawatir relokasi menyebabkan masalah lain. “Kalau kita ubah, saya takut bisa terjadi konflik, harus dikaji,” ujarnya.

Baca:
Soal Relokasi Warga Asmat, Ini penjelasan ...
Atasi Campak dan Gizi Buruk Asmat Harus Kerja ...

Wacana relokasi warga muncul setelah campak dan masalah gizi buruk dialami sebagian warga Kabupaten Asmat, Papua, dan memakan korban jiwa. Selama September 2017 hingga 28 Januari 2018, 71 anak meninggal dunia, 646 anak terjangkit campak, dan 218 anak menderita gizi buruk. Pemerintah segera bertindak dengan membentuk Satuan Tugas Kesehatan.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepala daerah menyiapkan solusi jangka menengah untuk mengatasi persoalan kesehatan masyarakat. "Mungkin perlu relokasi terbatas atau memerlukan infrastruktur khusus. Jangka menengah saya kira harus disiapkan," ucapnya.

Advertising
Advertising

Yohana mengatakan suku, budaya, dan bahasa masyarakat Papua berbeda-beda. Karena itu, tidak mudah merelokasi warga tanpa ada kajian kultur yang mendalam.

Baca juga: Menteri Kesehatan: 10 Daerah di Papua Berpotensi KLB Gizi Buruk ...

Menurut Yohana, masyarakat Papua mulai berubah. Warga sudah beralih ke nasi untuk makanan pokok. Mereka tidak menanam umbi-umbian dan sagu untuk makanan pokok. Jadi, ketika pasokan beras telat masuk ke Papua, masyarakat kekurangan pangan.

Selain itu, pasokan air bersih sangat minim. Bahkan, kata Yohana, ada wilayah yang tidak ada air bersih sama sekali. "Mereka pasrah dengan alam," tuturnya.

Terkadang, kata dia, adat dan kebiasaan membuat masyarakat jadi korban. Karena itu, pendidikan dibutuhkan agar pemikiran masyarakat terbuka sehingga anak dan perempuan tidak menjadi korban.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

7 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

8 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

11 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

12 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

15 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

16 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

16 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

1 hari lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

1 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

2 hari lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya