Gempa Lebak, BPBD Jawa Barat: 96 Rumah Rusak
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rina Widiastuti
Rabu, 24 Januari 2018 11:26 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mendata kerusakan yang terjadi di Jawa Barat akibat gempa Lebak, Banten, yang terjadi pada Selasa, 23 Januari 2018. Berdasarkan data BPBD, terdapat 91 rumah, 1 gedung SMK, 1 masjid, 3 gedung perkantoran, 1 puskesmas rusak akibat gempa tersebut. Sementara itu, korban tercatat 6 orang luka berat dan 2 orang luka ringan.
“Itu data jam 8 pagi ini. Data bisa berubah sewaktu-waktu,” kata Kepala BPBD Jawa Barat Dicky Saromi saat dihubungi Tempo, Rabu, 24 Januari 2018.
Baca: Gempa 23 Januari 2018, Ini Kata BNPB Soal Penyebaran Hoax
Dicky mengatakan, pihaknya masih terus data kerusakan di wilayah Jawa Barat. “Banyak permukiman yang berada di sektiar daerah selatan terutama di Bogor, Sukabumi, dan Cianjur yang mengalami kerusakan. Itu masih kita data supaya data itu tervalidasi,” kata dia.
Data sementara yang dikumpulkan BPBD Jawa Barat, sebanyak 33 unit rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, serta 62 rumah rusak ringan tersebar di Cianjur, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor.
Di Cianjur dampak kerusakan tersebar di 5 kecamatan. Rinciannya 2 rumah rusak berat, 1 rumah rusak ringan, 1 puskesmas rusak ringan, 1 gedung kantor rusak ringan, 1 fasilitas pendidikan milik SMK Tanggeung rusak sedang. Korban luka-luka dilaporkan seluruhnya berasal dari Cianjur yakni 6 orang mengalami luka berat, dan 2 orang luka ringan.
Baca: Gempa 23 Januari 2018, Kemensos Salurkan Bantuan Rp 50,5 Juta
Kabupaten Bogor melaporkan kerusakan tersebar di 5 kecamatan. Data sementara yang diperoleh BPBD Jawa Barat terdapat 31 unit rumah rusak berat, dan 49 unit rumah rusak ringan.
Selanjutnya di Kabupaten Sukabumi melaporkan dampak kerusakan tersebar di 13 kecamatan. Rinciannya adalah 9 unit rusak ringan, 1 rumah rusak sedang, 1 masjid rusak berat, dan 2 unit fasilitas umum rusak ringan.
Kota Bogor melaporkan dampak kerusakan terjadi di 1 kecamatan. Rinciannya adalah 3 unit rumah rusak ringan.
Untuk korban gempa Lebak, kata Dicky, saat ini ditangani oleh BPBD kabupaten/kota setempat. “Masing-masing BPBD sudah kami kirim logistik jauh-jauh hari. Pada akhir 2017 lalu, beberapa logistik sudah kita drop, dan itu mudahan-mudahan cukup untuk menangani kebutuhan masyarakat,” katanya. “Kalau mereka membutuhkan bantuan tambahan, kita akan drop bantuannya.”
Menurut Dicky, tim dari BNPB hari ini mulai terjun ke lapangan untuk mengecek daerah-daerah yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa Lebak di wilayah Banten dan Jawa Barat. “Dari sana kita akan dapat gambaran hal-hal yang perlu ditangani,” kata dia.
Ia mengatakan BPBD membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengumpulkan data kerusakan akibat gempa Lebak tersebut karena lokasinya tersebar. Kendati demikian, dia mewanti-wanti kepada seluruh daerah yang mengalami kerusakan akibat gempa Lebak tersebut agar menjaga validitas datanya. “Data yang masuk harus di verifikasi, jangan asal ditampung kalau belum benar-benar terjamin validasinya dan verfikasinya,” kata dia.
Ia menambahkan, dampak kerusakan akibat gempa Lebak kemarin tidak separah gempa Tasik pada 15 Desember 2017. Menurut dia, penanganan pasca-gempa Tasik masih berjalan. Hingga saat ini, baru Kota Tasikmalaya yang menuntaskan penerbitan Surat Keputusan Wali Kota untuk menjadi pegangan data melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga korban gempa saat itu.