Lodewijk Jadi Sekjen Golkar, Pengamat: Untuk Meredam Konflik
Reporter
Adam Prireza
Editor
Rina Widiastuti
Selasa, 23 Januari 2018 17:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer dan politik Muradi menilai penunjukkan Letnan Jenderal (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar menggantikan Idrus Marham adalah hal yang tepat. Posisi sekjen Golkar dari kalangan militer, kata Muradi, diharapkan partai jauh dari konflik.
"Golkar memang harus disekjeni oleh mantan anggota TNI supaya tidak terjadi dinamika konflik yang berlebihan," kata Muradi ketika dihubungi Tempo, Selasa, 23 januari 2018.
Baca: Lodewijk F Paulus Jadi Sekjen Golkar Menggantikan Idrus Marham
Menurut Muradi, karakteristik militer yang tegas sangat cocok menjadi tangan kanan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Urgensi penunjukan Lodewijk, kata dia, untuk meredam konflik yang belakangan melanda partai beringin itu.
Muradi membandingkan Golkar ketika berada di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla. Ketika itu, Sekjen Golkar dijabat Letnan Jenderal (purn) Soemarsono. Saat itu, menurut Muradi, tidak banyak konflik terjadi di Partai Golkar.
"Terakhir, posisi sekjen diisi mantan TNI itu zaman Pak JK. Politikus Golkar juga kan memang dekat dengan militer," tutur Muradi.
Baca: Jadi Sekjen Golkar, Lodewijk Dianggap Punya Rekam Jejak yang Baik
Senin, 22 Januari 2018, Airlanga mengumumkan struktur kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang baru. Ia menunjuk Lodewijk menjadi sekjen Golkar, sebagai pengganti Idrus Marham yang digeser ke posisi Koordinator Bidang Kajian Strategis dan SDM. Idrus digeser setelah dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa pada 17 Januari 2018.
Sebelum Airlangga menunjuk Lodewijk menggantikan Idrus, beberapa nama sempat muncul. Di antaranya, Ibnu Munzir, Nusron Wahid, Eko Wiratmoko, Rizal Mallarangeng, Ahmad Doli Kurnia, serta Happy Bone Zulkarnaen.