Jusuf Kalla Senang Jatah Golkar di Kabinet Bertambah Satu
Reporter
Antara
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 17 Januari 2018 13:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tampak senang dan menyambut baik ketika jatah kursi Partai Golongan Karya di Kabinet Kerja bertambah satu, yakni posisi Menteri Sosial.
"Kan, bagus untuk Golkar," kata Jusuf Kalla ketika dikonfirmasi wartawan seusai pelantikan sejumlah pejabat negara di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menyambut baik ketika kadernya semakin memegang peranan dalam pemerintahannya.
Baca juga: JK: Sulit Bagi Idrus Rangkap Jabatan Menteri dan Sekjen Golkar
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham baru saja dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa, yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur.
Idrus menyusul rekan separtainya, Airlangga Hartarto, yang menjabat Menteri Perindustrian dan kini juga menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Terkait dengan posisi keduanya yang vital di partai, JK menuturkan akan ada kebijakan sendiri dalam internal partai berlambang pohon beringin itu.
"Sekjen, saya kira sulit untuk merangkap. Kalau sekjen, saya kira kebijakan Golkar nanti soal itu. Sekjen berbeda dengan ketua. Sekjen harus berada di kantor, tak mungkin dia rangkap," ucapnya.
Adapun untuk menghadapi serangan lawan politik soal isu rangkap jabatan, JK menegaskan, hal itu merupakan kebijakan. "Itu adalah suatu kebijakan, kemudian kebijakan itu tentu juga bergantung pada kondisinya," ujarnya.
Baca juga: Idrus: Golkar Rela Tidak Dapat Kursi Menteri
Terkait dengan Golkar yang dianggap mendapatkan keistimewaan dengan mendapatkan dua kursi di kabinet padahal baru bergabung setelah pemerintahan berjalan, JK beranggapan bahwa kursi Golkar di parlemen jauh lebih tinggi.
"Dua kursi itu betul. Namun kursi di parlemen kan jauh lebih tinggi dibanding yang lain," tuturnya.
JK menegaskan, dalam berpolitik terkadang membutuhkan sebuah penilaian khusus, termasuk penilaian sosok Idrus Marham, misalnya, sebagai Sekjen Partai Golkar yang berpengalaman di lapangan.