Kata Pengamat Mengapa Megawati Pilih TNI Polri di Pilgub Jabar

Selasa, 9 Januari 2018 09:54 WIB

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin (tengah) dan Anton Charliyan (kanan) di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, 7 Desember 2018. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, BANDUNG - Pengamat militer yang juga pemerhati politik dari Universitas Padjadjaran Muradi menyebut Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih memasangkan Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) Tubagus Hasanudin dan Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan untuk memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat ( Pilgub Jabar ) punya pertimbangan sendiri. Selain tak masuk dalam 10 besar nama kandidat yang diperhitungkan dalam survei Peilkada, keduanya yang orang baru harus bekerja keras.

Meski begitu,menurut Muradi, Megawati punya alasan untuk menunjuk keduanya. Menurut Muradi, pilihan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati memilih memasangkan calon berlatar belakang TNI-Polisi dalam satu paket di Jawa Barat. “Ini simbolik,” kata Muradi saat dihubungi Tempo di Bandung, Minggu 7 Januari 2018.

BACA: Cerita TB Hasanuddin Dampingi Habibie, Gus Dur, hingga Megawati

Seperti diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hari ini, Minggu, 7 Januari 2018, mengumumkan pasangan calon gubernur di sejumlah daerah, salah satunya Jawa Barat. Dengan bermodal 20 kursi di parlemen, PDIP mengusung pasangan calon gubernur sendirian tanpa menggandeng partai koalisi dengan memilih calon gubernur, Ketua DPP PDIP Jawa Barat Mayor Jenderal TNI (Purnawiran) Tubagus Hasanudin yang disandingkan dengan calon wakil gubernur mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan.

Muradi mengatakan, dengan menyandingkan pasangan berlatar belakang militer dan polisi sekaligus PDIP membangun citra bahwa partai tersebut tidak anti terhadap calon berlatar belakang kedua institusi tersebut. “PDIP ingin dicitrakan bahwa mereka tidak anti TNI, tidak anti Polri,” kata dia.

Ketua Umum PDIP Megawati, misalnya saat mengumumkan pasangan calon gubernur Jawa Barat secara khusus menyinggung bahwa partainya bukan ‘partai polisi’. “Saya menangkapnya mereka ingin menegaskan tidak masalah dengan ‘jenderal TNI; ini ditegaskan oleh Megawati bahwa mereak banyak mendukung calon gubernur berlatar belakang TNI sejak dulu. Dan ini ditegaskan sekarang di Jawa Barat,” kata Muradi.

BACA:Megawati Pun Geregetan, Sempat Ingin Maju Pilkada 2018

Advertising
Advertising


Muradi mengatakan, lewat pasangan ini PDIP juga ingin menegaskan posisinya sebagai partai yang anti dengan kelompok radikal. PDIP juga dinilainya ingin menarik simpati TNI sekaligus. “Ini berkaitan dengan Jawa Barat dicitrakan ‘basis’ kelompok radikal. Memasang Tb atau Anton ini sebagai sinyalemen menegaskan PDIP dalam posisi yang sama dengan TNI dan Polri yang anti kelompok radikal, pro UUD 1945, pro NKRI,” kata dia.

Muradi mengatakan, penempatan kedua pasangan berlatar belakang TNI-Polri ini juga upaya PDIP untuk mengelola pemenangan dengan pendekatan teritorial. Menyandingkan pasangan calon ini diharapkan bisa menjalankan pendekatan teritorial untuk mengelola basis partai. “Ini target utamanya, ini soal konslidasi internal,” kata dia.

Pola tersebut,menurut Muradi, isa dijalankan dalam 6 bulan ini, tetap berat untuk memenangkan pemilihan gubernur Jawa Barat. “Kalau bicara hari ini, berat,” kata dia.

Muradi mengatakan, kendati tidak bisa memenangkan pilkada, PDIP akan tetap diuntungkan karena suara mereka tetap utuh hingga pemilu 2019. “Saya memuji langkah ini tepat untuk menjaga basis suara. Kalau basis suara ini terjaga, dengan asumsi yang 20 persen dalam Pilpres 2014 kemarin, dan mungkin nanti akan bertambah,” kata dia.

Langkah Megawati di Pilgub Jabar, kata Muradi, ujungnya adalah menyelamatkan suara partai tersebut pada Pemilu 2019. “Basis partai ini yang mereka mau jaga, sekaligus juga warning pada kelompkradikal, serta secara simbolik ingin mengatakan TNI dan Polri bisa bersama PDIP. Targetnya gak ingin menang, tapi ujung-ujungnya untuk menyelamatkan suara 2019,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional untuk Mengatur Penggunaan AI

1 jam lalu

Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional untuk Mengatur Penggunaan AI

Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intelligence (AI). Kenapa?

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 jam lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Megawati-Prabowo Disebut Bakal Bahas Topik Ini

9 jam lalu

Pertemuan Megawati-Prabowo Disebut Bakal Bahas Topik Ini

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut merespons baik agenda pertemuannya dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Kata Jubir PDIP soal Kelanjutan Wacana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

10 jam lalu

Kata Jubir PDIP soal Kelanjutan Wacana Pertemuan Megawati dengan Prabowo

Jubir PDIP mengungkap kelanjutan pertemuan Megawati-Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo-Megawati Belum Tentu Jadi Sinyal PDIP Gabung Pemerintah

12 jam lalu

Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo-Megawati Belum Tentu Jadi Sinyal PDIP Gabung Pemerintah

Perrtemuan antara Prabowo dan Megawati disebut akan terjadi sebelum pergantian presiden.

Baca Selengkapnya

Nama Baik Proklamator Terpulihkan

15 jam lalu

Nama Baik Proklamator Terpulihkan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara atau TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 dicabut. Memulihkan nama baik Sang Proklamator, Bung Karno, dari tuduhan pengkhianatan G30S/PKI yang tidak terbukti dan tanpa proses peradilan.

Baca Selengkapnya

Pengamat dan Pakar Dukung Anies Baswedan Dirikan Partai Politik

18 jam lalu

Pengamat dan Pakar Dukung Anies Baswedan Dirikan Partai Politik

Anies Baswedan berencana mendirikan parpol setelah gagal mendapat dukungan di Pilkada 2024. Pengamat dan pakar beri dukungan.

Baca Selengkapnya

Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

1 hari lalu

Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

Megawati Soekarnoputri berkunjung ke St. Peterburg, Rusia untuk melakukan beberapa pertemuan dan memberi kuliah umum.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Berencana Dirikan Partai, Pengamat: Contohlah Megawati

2 hari lalu

Anies Baswedan Berencana Dirikan Partai, Pengamat: Contohlah Megawati

Anies Baswedan berencana mendirikan partai politik setelah gagal mendapat dukungan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Pastikan Pertemuan Megawati dan Prabowo: Bukan soal Dukung Mendukung

2 hari lalu

PDIP Pastikan Pertemuan Megawati dan Prabowo: Bukan soal Dukung Mendukung

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan agenda silaturahim antardua tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya