Pengamat: Mundur dari Pilkada, Foto Mesum Pengaruhi Karier Anas
Reporter
Zara Amelia
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 7 Januari 2018 11:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, memprediksi keputusan Abdullah Azwar Anas mundur dari pencalonan wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada Jawa Timur akan berdampak pada karier politik Bupati Banyuwangi itu. foto syur, yang diduga Anas bersama perempuan mirip Asrilia Kurniawati, istri politikus Gerindra, Bambang Haryo, bisa menjadi “langganan” ancaman bagi Anas.
“Nanti, setiap Pak Anas mau mencalonkan, maka foto itu akan beredar lagi di media,” kata Siti melalui pesan elektronik, Ahad, 7 Januari 2018. Hal itu disebabkan tidak adanya klarifikasi bakal calon wakil gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu terkait dengan foto syur tersebut.
Baca:
Kembalikan Mandat ke PDIP, Azwar Anas Mundur dari Pilkada Jatim
Tentang Azwar Anas di Pilkada Jatim, Ini Pesan Sekjen PDIP
Siti menilai keputusan Anas mundur dari pilkada Jawa Timur membenarkan foto itu. “Pak Anas langsung mundur, ini bisa diterjemahkan benar adanya,” ucapnya.
Berpasangan dengan Syaifullah Yusuf, Anas telah dideklarasikan diusung PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Akibat beredarnya foto mesum Anas itu, kemarin, Sabtu, 6 Januari 2017, selepas salat subuh, Anas mengembalikan mandatnya sebagai cawagub ke PDIP dan PKB. Adapun Bambang Haryo membantah perempuan di dalam foto syur itu adalah istrinya. Istrinya, kata dia, sangat sibuk. “Sehingga tidak ada keterlibatan dengan Anas," tuturnya di Surabaya, Jumat, 5 Januari 2018.
Jika Anas tidak melakukan perbuatan mesum, kata Siti, seharusnya tidak mundur. “Tetapi dengan lantang menantang pengedar foto bahwa itu tidak benar,” katanya.
Baca juga:
Politikus Gerindra Sangkal Istrinya Terkait Mundurnya Azwar Anas
Warga Surabaya Demo Minta Risma Tak Dilibatkan di Pilgub Jatim ...
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Anas sebagai korban kampanye hitam. "Kami mengutuk sekeras-kerasnya terhadap pihak-pihak mana pun yang melakukan kampanye hitam dengan mengorbankan aspek etika itu," ujarnya.
Siti mengatakan yang dialami Anas adalah kampanye negatif, bukan kampanye hitam. Sebab, kata dia, foto-foto yang beredar itu tidak direkayasa. Sebutan kampanye hitam tidak tepat untuk kasus peredaran foto Anas menjelang pilkada Jawa Timur. Kampanye hitam, Siti menambahkan, hanya berlaku jika foto yang beredar itu tidak berdasarkan fakta.