Alissa Wahid Cemaskan Sentimen Agama dalam Pilkada dan Pilpres

Kamis, 4 Januari 2018 07:54 WIB

Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yoyakarta - Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid mencemaskan gejala menguatnya sentimen agama dan kebencian dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. “Sampah kebencian dan keagamaan oleh tim sukses paling mencemaskan,” kata Allisa seusai jumpa pers mengatasi kesenjangan sosial bersama tokoh Muhammadiyah, NU, dan organisasi Indonesia Tionghoa di Yogyakarta, Rabu, 3 Januari 2018.

Menurut puteri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini sentimen agama dan kebencian makin lama makin kuat sejak 2005. Sentimen-sentimen itu dihembuskan sesuai dengan kepentingan politik. Allisa menyebut sentimen agama dan kebencian itu sebagai sentimen musiman, tergantung siapa yang berkepentingan dan menggorengnya untuk publik.

Baca:
Survei LSI: Sentimen Agama Menentukan di Pilkada DKI

PDIP Siap Menghadapi Isu Agama di Pilkada ...

Jaringan Gusdurian mencontohkan sentimen musiman itu. Pada 2005-2012, sentimen yang disebarkan adalah anti-Ahmadiyah. Lalu pada 2010 terjadi kebencian pada Syiah. Pada 2013 hingga sekarang, sentimen yang dijalankan adalah kebencian pada Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender (LGBT), Cina, anti-asing, dan komunis. Mengapa sentimen-sentimen itu efektif dijalankan? “Itu karena menyangkut agama dan keadilan sosial Indonesia,” kata Allisa.

Jaringan yang dikenal aktif menjaga keberagaman antar-umat itu juga memetakan adanya narasi yang kuat yang menggiring rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai rezim anti-Islam. Padahal, Presiden Jokowi sangat akomodatif terhadap kalangan muslim. Itu terlihat dari bagaimana Jokowi seringkali mengunjungi kiai, tokoh-tokoh Muhammadiyah dan NU, serta pondok pesantren.

Advertising
Advertising

Sentimen agama dan kebencian itu, kata Allisa sangat membahayakan situasi politik Indonesia. Para politikus begitu terpilih duduk bersama dengan rivalnya. Tapi, sampah kebencian masih terasa kuat. Hal itu, kata Allisa tergambar pada Pilkada DKI Jakarta.

Baca juga:
Review 2018: Agar Pilkada di Jawa Tak Kena ...
Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara ...

Menurut Alissa, sentimen agama laku dijual dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Ia mengutip survei yang diterbitkan lembaga riset global Pew Research Center pada Oktober 2017. Penelitian itu menjelaskan seberapa penting pengaruh agama bagi masyarakat Indonesia.

Sebanyak 93 persen responden Indonesia menyatakan agama sangat berpengaruh pada kehidupan mereka. Celakanya, sebagian besar orang Indonesia masih bergantung pada kuatnya identitas kelompok. Dalam demokrasi, kata Allisa, yang dihitung hak individu. “Tapi, identitas kelompok masih kuat di Indonesia,” kata Alissa.

Berita terkait

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

4 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

4 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

11 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

12 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

46 hari lalu

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Di Pilpres 2014, KPU melakukan rekapitulasi suara pada sore hari, sementara Pilpres 2019 rekapitulasi suara dilakukan pada waktu dini hari.

Baca Selengkapnya

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

20 Februari 2024

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2019 bela Jokowi, dan pada Pilpres 2024 menjadi tim hukum Prabowo. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

Pilpres 2024 tampaknya akan disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa Pilpres terjadi juga pada Pilpres 2019, seperti apa?

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

Yusril Ihza Mahendra pimpin tim pembela Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 untuk hadapi sengketa di MK. Pilpres 2019, ia kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

18 Februari 2024

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

6 Februari 2024

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

Mahfud Md fokus menjaring suara di Jawa Timur. Masyarakat di sana sekarang merindukannya sebagai cawapres yang sempat gagal dipilih Jokowi pada 2019.

Baca Selengkapnya