Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Warga melintas di antara karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, 26 April 2017. Karangan bunga ini dikirimkan setelah pasangan inkumben Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat. TEMPO/Amston Probel
Warga melintas di antara karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, 26 April 2017. Karangan bunga ini dikirimkan setelah pasangan inkumben Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Pilkada DKI Jakarta sukses melahirkan pemerintahan Anies Baswedan- Sandiaga Uno,  namun warga DKI Jakarta toh masih terpolarisasi.  Tak hanya mereka yang menjadi pendukung Anies Baswedan, tapi juga pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kisah komposer Ananda Sukarlan walk out  dalam perhelatan 90 tahun berdirinya Kolose Kanisius di Hall D JIExpo Kemayoran, Jakarta, 11 November 2017 menjadi cerita viral. Ananda memutuskan keluar dari acara itu sebagai bentuk protes karena Kanisius mengundang Anies Baswedan dalam reuni.

Ananda beralasan, Anies Baswedan tak layak diundang karena Anies- Sandi mendapatkan kemenangan dalam Pilkada DKI ditempuh dengan cara-cara intoleransi, sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam sistem pendidikan di sekolah Kanisius selama ini. 

Baca juga: Perludem: Politik Sektarian Tantangan KPU pada 2018 dan 2019

Aksi walk out Ananda  menimbulkan pro dan kontra di antara netizen. Sesuatu yang menurut tokoh Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Franz Magnis Suseno SJ menunjukkan polarisasi usai Pilkada DKI. Meski Franz menyebut manuver Ananda tak senonoh, tapi walk out Ananda menunjukkan belum semua bisa menerima kehadiran Gubernur Anies Baswedan.

Warga DKI, bahkan juga Indonesia masih mengingat bahwa sejak awal 2017 adalah masa Pilkada paling menegangkan di DKI Jakarta. Pilkada diwarnai isu-isu SARA dan sentimen identitas tak hanya membawa ketegangan politik Ibu Kota tapi juga merembet ke daerah lainnya, Berjilid demo digelar sekelompok warga yang menolak pencalonan Ahok dengan isu SARA.

Pengurus Masjid Al Jihad Karet, Setiabudi, Jakarta Pusat membentangkan spanduk anti mensalati umat Islam yang terang-terangan mendukung penista agama pada Jumat, 24 Februari 2017. Tempo/Avit Hidayat

Bahkan gara-gara Pilkada rasa SARA ini membuat DKI Jakarta mendapat predikat sebagai kota intoleransi. Padahal dalam penelitian tahun 2015, Jakarta mendapat peringkat 65 dari 94 kota toleran.

Peneliti Setara Institute Halili pada Kamis 16 November 2017, menyebut dalam Pilkada DKI, ada 24 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Namun pada situasi itu, tidak ada terobosan dan tindakan nyata merespon pelanggaran yang ada.

Peneliti dari Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Wakaf Paramadina, Ihsan Ali Fauzi, mengatakan Pilkada DKI menjadi contoh yang krusial bagaimana kebencian atas nama agama berjalan di tengah masyarakat. Ia pesimistis kebencian atas nama agama tersebut bakal berakhir seiring dengan selesainya Pilkada Jakarta. Ihsan mencemaskan, politisasi identitas dan hate spin akan terjadi pada Pilkada 2018 juga Pemilu Presiden 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karenanya, Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menganggap KPU harus bekerja keras mengingat Pilkada Serentak 2018 dan Pemilihan Presiden 2019 rentan dipolitisasi dengan isu-isu agama dan berpotensi pada rentannya kerukunan beragama.

Baca juga: Pilgub Jabar 2018 Berpotensi Diwarnai Politik Identitas

Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengaku telah menyiapkan dua Peraturan KPU untuk mengantisipasi merebaknya isu SARA saat Pilkada 2018. Selain aturan dalam materi kampanye, juga soal aturan mengenai sosialisasi pemilihan dengan satu pasangan calon dilarang menyebarkan isu perbedaan SARA dalam masyarakat.

Koordinator Divisi Hukum Bawaslu, Fritz Edward Siregar, mengatakan pihaknya tengah merancang strategi untuk mengawasi terjadinya politik identitas pada Pilkada 2018. Fritz berencana menggandeng Google, Facebook, dan Twitter untuk mencegah penggunaan media sosial untuk politik identitas.

Catatan Koreksi:

Berita ini telah dikoreksi pada Selasa 26 Desember 2017 pukul 18.37

Adapun koreksi terjadi di paragraf lima. Sebelumnya tertulis: Meski Franz menyebut manuver Ananda tak senonoh, tapi walk out Ananda....

Demikian koreksi yang kami buat, mohon maaf atas kekeliruannya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pilkada Jakarta, PKS Sebut Nama Anies Baswedan dan Eks Kapolda Metro Mencuat dari Nonkader

15 jam lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Pilkada Jakarta, PKS Sebut Nama Anies Baswedan dan Eks Kapolda Metro Mencuat dari Nonkader

PKS DKI Jakarta mengatakan, Anies Baswedan, salah satu tokoh diluar kader yang diusulkan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024


Jejak Pendapat PKS Jelang Pilkada DKI: Mardani Ali Sera Tertinggi Disusul Sohibul Iman dan Khoirudin

16 jam lalu

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera
Jejak Pendapat PKS Jelang Pilkada DKI: Mardani Ali Sera Tertinggi Disusul Sohibul Iman dan Khoirudin

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mendapatkan perolehan tertinggi dalam jejak pendapat internal kader PKS Jakarta untuk maju Pilkada DKI


Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

1 hari lalu

Kuasa hukum pemohon capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat mengikuti sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan saksi dan ahli yang dihadirkan oleh termohon yakni KPU membawa satu ahli dan dua saksi fakta, sedangkan Bawaslu membawa satu ahli dan tujuh saksi. TEMPO/Subekti.
Bambang Widjojanto Beri Respons Banjir Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres di MK

Bambang Widjojanto tim hukum Anies-Muhaimin beri respons banjir amicus curiae ke MK dalam sidang sengketa Pilpres 2024.


Dulu Dampingi Anies Baswedan, Projo Sebut Ahmad Riza Patria Cocok Maju Pilkada Jakarta Bersama Ridwan Kamil

2 hari lalu

Anies Baswedan (kedua kiri) didampingi istrinya, Fery Farhati (kiri) dan Ahmad Riza Patria (kedua kanan) dan istrinya, Ellisa Sumarlin menyapa warganya sebelum menyampaikan pidato perpisahan akhir masa jabatan di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu, 16 Oktober 2022. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Dulu Dampingi Anies Baswedan, Projo Sebut Ahmad Riza Patria Cocok Maju Pilkada Jakarta Bersama Ridwan Kamil

Eks Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria disebut Projo potensial maju menjadi pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, selain Rahayu Saraswati


Anies Baswedan Masih Belum Mau Tanggapi Soal Pilkada DKI

2 hari lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Anies Baswedan Masih Belum Mau Tanggapi Soal Pilkada DKI

Anies Baswedan masih belum mau menanggapi wacana dirinya maju lagi di Pilkada DKI 2024. NasDem sebut Anies berpeluang diusung di Pilkada DKI.


NasDem Buka Peluang Usung Anies Baswedan Kembali Maju di Pilkada Jakarta

5 hari lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
NasDem Buka Peluang Usung Anies Baswedan Kembali Maju di Pilkada Jakarta

NasDem membuka peluang mengusung kembali Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Sebab, DPP Nasdem belum memberikan keputusan calon yang akan mereka usung.


Tim Hukum Anies dan Ganjar Serahkan Kesimpulan Sidang Sengketa Pilpres Selasa Besok

5 hari lalu

Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir (tengah) bersama anggotanya saat jeda sidang kedua sengketa Pilpres di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Tim Hukum Anies dan Ganjar Serahkan Kesimpulan Sidang Sengketa Pilpres Selasa Besok

Tim Hukum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud akan menyerahkan kesimpulan sidang sengketa pilpres ke Mahkamah Konstitusi pada 16 April 2024.


Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

8 hari lalu

Pasangan capres - cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bersalaman dengan pasangan capres - cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat Pengundian dan Penetapan nomor urut Capres dan Cawapres di kantor KPU, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

Anies Baswedan tengah berfokus pada urusan internal dan silaturahim hari raya Idulfitri 2024.


Jubir Anies-Muhaimin Sebut Anies dan Prabowo Belum Ada Rencana Bertemu

8 hari lalu

Calon presiden Anies Baswedan (kanan), dan Prabowo Subianto saat makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin 30 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jubir Anies-Muhaimin Sebut Anies dan Prabowo Belum Ada Rencana Bertemu

Jubir Timnas Anies-Muhaimin Usamah Abdul Aziz mengatakan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto belum ada rencana untuk bertemu.


Anies Baswedan Sebut Open House Tradisi Unik saat Lebaran yang Harus Dijaga

8 hari lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Anies Baswedan Sebut Open House Tradisi Unik saat Lebaran yang Harus Dijaga

Anies Baswedan menyampaikan bahwa Hari Raya Idul Fitri dirayakan di seluruh dunia. Namun tidak semuanya merayakan untuk mengikat silaturahmi.