Megawati: Rakyat Indonesia Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Reporter
Adam Prireza
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 16 Desember 2017 15:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan rakyat harus dilibatkan dalam segala perencanaan perekonomian. Megawati menyebutnya sebagai perekonomian gotong royong.
"Dibuka akses (ekonomi) bagi rakyat sebesar-besarnya sehingga rakyat Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati dalam pidatonya saat membuka Rakornas PDIP di Tangerang, Sabtu, 16 Desember 2017.
Baca juga: Megawati Kembali Terima Doktor Honoris Causa dari Korea
Menurut Megawati, untuk mencapai ekonomi berdikari dibutuhkan sebuah perencanaan. Salah satunya adalah mengaplikasikan demokrasi ekonomi Pancasila dalam perencanaan pembangunan.
Dengan begitu, kata Megawati, akan lahir masyarakat dengan mental inovatif dan kreatif dalam konteks perekonomian. Namun, Mega tetap menekankan dibalik mental inovatif tersebut, masyarakat harus tetap berdiri kepada jati diri Indonesia.
“Ini modal penting dalam pembangunan,” kata mantan Presiden Indonesia ke-5 itu.
Di depan Presiden Joko Widodo, Megawati juga menyentil perihal perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Menurut Mega, seharusnya ada riset terlebih dahulu sebelum perencanaan APBN. “Karena perencanaan pembangunan kita harus science based policy,” ujar dia.
Baca juga: Cerita Megawati tentang Kriteria Paslon yang Diusung PDIP
PDIP menggelar Rakornas di ICE BSD, Tangerang hari ini sampai besok, Ahad 17 Desember 2017. Rakornas ini mengusung tema Berdikari Untuk Indonesia Raya.
Pembukaan Rakornas tersebut juga dihadiri Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan presiden BJ Habibie.
Selain itu, terlihat juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Suci Pujiastuti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Plt Ketua DPD PDIP Kalimantan Timur Djarot Saeful Hidayat, dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Rakornas dibuka secara simbolis dengan aksi menumbuk padi oleh Megawati, Jokowi, Jusuf Kalla, dan BJ Habibie.