LIPI: Ada Perbedaan Persepsi Soal Kondisi Papua

Jumat, 15 Desember 2017 06:58 WIB

Pengemudi ojek lintas batas membawa penumpang yang melintas dari Papua Nugini ke Papua di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, 14 November 2017. PLBN Skouw memang dirancang juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Bahkan kini, aktivitas wisata mulai ikut berdenyut di PLBN yang baru diresmikan 9 Mei lalu tersebut. TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan change.org melakukan survei secara online terkait persepsi publik terhadap isu Papua. Survei dilakukan pada November lalu selama tiga minggu. Survei itu diikuti oleh lebih dari 27 ribu responden yang mencakup tiga kelompok yaitu 2 persen warga Papua asli, 3 persen warga Papua non-asli, dan 95 persen warga Indonesia di luar Papua. Hasil survei menunjukkan ada perbedaan persepsi diantara ketiga kelompok tersebut.

“Perbedaan persepsi tentang kondisi papua ini menunjukkan bahwa kondisi papua masih bermasalah, dinilai aman bagi pendatang karena banyak tentara, namun tidak aman bagi orang asli karena pelanggaran HAM," kata Cahyo Pamungkas dari tim kajian Papua, LIPI, Kamis 14 Desember 2017.

Baca juga: Dokumen AS Soal Papua Disebut Kado Sejarah untuk Indonesia

Cahyo mengatakan, survei ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana publik dalam hal ini warganet memandang masalah-masalah yang terjadi di Papua. “Isu-isu apa yang menjadi perhatian mereka, serta sejauh mana pemahaman mereka tentang isu-isu di tanah Papua,” ujar dia.

Salah satu pertanyaan dalam survei yaitu ‘Bagaimana kondisi Tanah Papua saat ini?’ Sebanyak 62 persen warga luar Papua menjawab ‘mengkhawatirkan’ dan ‘tidak Tahu’. Sebanyak 63 persen penduduk Papua Non Asli menjawab ‘Baik’ dan ‘Baik Sekali’. Sedangkan hampir 70 persen warga Papua asli menjawab ‘mengkhawatirkan’ dan ‘sangat mengkhawatirkan’.

Advertising
Advertising

Perbedaan persepsi juga muncul saat responden ditanyakan apa masalah terbesar di Tanah Papua. Jawaban tertinggi dari warga luar Papua sebesar 14 persen adalah kualitas pendidikan yang rendah. Sedangkan penduduk papua non-asli, sebesar 12,8 persen menjawab miras dan narkoba. Adapun 14 persen warga Papua asli menjawab pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Cahyo mengatakan, hasil survei telah menunjukkan bahwa permasalahan di Papua tidak hanya pendidikan, kemiskinan dan miras, namun juga pelanggaran HAM. Oleh karena itu, menurutnya, penyelesaian persoalan papua tidak bisa dilepaskan dari penyelesaian HAM. “Baik dengan cara pengadilan ataupun rekonsiliasi,” lanjutnya.

Baca juga: Terungkap di Dokumen AS, Dana dan Senjata untuk Papua

Meskipun terdapat perbedaan persepsi dari masing-masing kelompok responden, ketiga kelompok sebesar 93 persen menilai bahwa dialog nasional untuk mencari solusi atas masalah di papua ‘penting’ dan ‘penting sekali’. Ketiga kelompok juga menilai bahwa Presiden Joko Widodo dan Masyarakat Papua memegang peranan kunci dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di tanah Papua.

RIANI SANUSI PUTRI

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

21 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

7 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

7 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

7 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

8 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya