TEMPO Interaktif, Serang:Seluas 200 hektare sawah di Kabupaten Serang, Banten, terancam gagal panen karena tidak mendapatkan pasokan air akibat Saluran Induk Pamarayan ditutup."Sudah empat hari ini sawah kami kering karena tidak dialiri air," ujar Kasmi, petani di Desa Tanara, Kecamatan Carenang, Senin (23/7). Sawah yang mengering rata-rata berusia 1-2 minggu.Berdasarkan pantauan, ratusan hektare hamparan sawah di empat desa di Kecamatan Tarana ini mengering dan layu. "Kami khawatir padi-padi ini akan mati," kata Kasmin lagi.Menurut Kasmin, kekeringan terjadi lantaran saluran irigasi tidak mendapat pasokan air dari Bendung Pamarayan melalui Saluran Induk Pamarayan Timur. “Untuk dapat air dari Sultan Kanal dengan pompa tidak bisa, karena airnya sudah bercampur dengan air laut," katanya.Camat Tanara, Nur Saad, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Serang untuk memberikan bantuan pompa agar 200 hektare sawah milik petani itu terselamatkan. Tapi, sampai saat ini permintaan tersebut tidak digubris.Nur mengatakan sebenarnya para petani sudah diberi tahu akan ada penutupan irigasi selama tiga hari untuk pengerjaan proyek dan empat hari dibuka agar sawah tetap mendapatkan air. "Tapi pasokan air dari Bendung Pamarayan tidak sampai ke saluran irigasi Lempuyang, akibatnya sawah banyak yang kering," katanya.Faidil Akbar