Nusron Wahid: 36 Kursi Parlemen Golkar Berpotensi Hilang

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 6 Desember 2017 10:09 WIB

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu I Partai Golkar Nusron Wahid saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Oktober 2017. Tempo/Budiarti Utami Putri

TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Badan Pemenangan Pemilu I Partai Golkar Nusron Wahid bersama tim melakukan kajian internal perihal menurunnya elektabilitas Partai Golkar. Hasilnya, Nusron menyimpulkan bahwa Golkar berpotensi kehilangan 36 dari 91 kursi parlemen yang berhasil diraih Golkar pada pemilihan umum 2014 lalu jika tidak segera menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk mengganti pimpinan partai.

Angka tesebut, kata Nusron, didapat setelah memperhitungkan hasil survei elektabilitas partai Golkar sebelum terjadi kecelakaan tunggal Setya Novanto pada Kamis, 16 November 2017. Asumsi terburuknya elektabilitas sebesar 7 persen dan kemungkinan semakin berkurang 3 persen pasca-kecelakaan menjadi 4 persen.

Baca: DPD Golkar Minta Munaslub, Idrus Marham: Aspirasi Direspons

“Ini hasil kajian tim yang diperoleh setelah melakukan diskusi mendalam dan tinjauan ke lapangan. Angkanya semakin mengkhawatirkan,” kata Nusron Wahid saat berkunjung ke Kantor Tempo pada Selasa, 5 Desember 2017.

Nusron mengatakan suara untuk partai akan hilang di semua daerah pemilihan atau daerah pemilihan berbasis kota yang tersentuh media effect atau efek media. “Sebab, di kota itu pemilih sangat aware atau sadar terhadap sosial media,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, menurut Nusron, sistem pemilu saat ini tidak bisa menggunakan model pendapatan suara minimalis untuk mendapatkan kursi di parlemen. Melainkan harus maksimalis.

Baca: Pengacara: Setya Novanto Mundur Setelah Pimpin Munaslub Golkar

Jika berada di urutan kelima atau keenam dari tujuh kursi, kata Nusron, pada level tesebut sudah sulit untuk melakukan mitigasi atau mengurangi kemungkinan terjadi potensi terburuk itu. “Kalau potensi kehilangan 36 dari 91 kursi, itu sudah lebih dari sepertiga. Dan ini lampu merah bagi Golkar,” kata Nusron.

Satu-satunya cara yang dapat diharapkan untuk mendongkrak kembali elektabilitas partai Golkar adalah dengan menyelenggarakan Munaslub terkait pergantian Ketua Umum Golkar yang sampai saat ini masih dijabat oleh Setya Novanto. Kini Setya sedang tersangkut kasus hukum dalam korupsi e-KTP.

Golkar berkaca pada pada Pilpres 2014 lalu, ketika terjadi perpecahan di tubuh partai. Saat itu, elektabilitas Golkar juga terpuruk di angka 7 persen. “Namun ketika ada Munaslub menjadi naik, kemudian semakin meningkat tajam hingga 16,8 persen setelah mengusung Jokowi sebagai capres ketika itu,” kata Nusron.

Untuk kali ini, Nusron kembali yakin jika Munaslub akan kembali mendongkrak elektabilitas Golkar. Terlebih, Golkar sudah mendeklarasikan dukungannya untuk kembali mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.

Munaslub Golkar akan digelar pada 15-17 Desember 2017. Ada beberapa nama yang mencuat sebagai calon pengganti ketua umum Golkar. Namun, Airlangga Hartarto disebut sebagai kandidat terkuat yang telah mengantongi 31 dari seluruh Dapil Golkar.

Berita terkait

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

7 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

9 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

19 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

20 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

2 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

3 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

3 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

3 hari lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya