TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengakuan Kapten (Inf) Rionaldo, salah satu tersangka pembunuh Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hio Eluay, Markas Pusat Polisi Militer, Kamis (16/5), dikonfrontasikan dengan pengakuan para saksi. Penasehat tersangka, Warsito Sanyoto, mengatakan hal itu seusai pemeriksaan. Warsito mengatakan, “Pertanyaan penyidik masih seputar dimana tersangka saat penculikan.” Ia mengatakan para saksi, terdiri tiga anggota TNI dari Kodam Trikora dan seorang tukang ojek, melihat orang yang ciri-cirinya sama dengan tersangka. "Mereka hanya bilang ciri-cirinya sama, badannya tegap, tingginya sekitar 175 cm, hidung mancung,” katanya. “Tapi saat ditanya apakah orang itu benar dia (Rionaldo) mereka tidak bisa jelaskan. Keterangan saksi tidak valid.” Ia juga mengatakan para saksi menyatakan melihat Theys dan supirnya, Aristoteles, didorong masuk mobil kemudian dibawa lari. Ini, menurut Warsito, bertolak belakang dengan informasi yang sempat disampaikan Aristoteles kepada istri Theys sebelum menghilang, bahwa dirinya dibawa kembali ke Markas Kopassus Tribuana setelah majikannya diculik. "Terus yang benar dibawa ke mana? Kok nggak nyambung," kata Warsito dengan nada heran. Warsito juga mengatakan sedikit heran dengan situasi saat saksi-saksi menjawab saat dikonfrontir dengan kliennya. "Mereka beberapa kali melihat tulisan di kertas yang mereka bawa. Jadi kesannya sudah disiapkan," katanya. Ketika ditanya apakah telah terjadi rekayasa terhadap jawaban saksi-saksi, menurut Warsito belum sampai ke situ. "Tapi yang jelas, dakwaan ini sangat dangkal, sumir, lemah, dan mudah kita patahkan," katanya yakin. (Sam Cahyadi-Tempo News Room)