Pengamat: Golkar Harus Cerdas, Jangan Terantuk Tiang yang Sama

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 25 November 2017 11:24 WIB

Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengatakan Partai Golongan Karya harus mempertimbangkan ekspektasi dan harapan publik jika tak ingin mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran. Apalagi, ucap Siti, saat ini citra Partai Golkar sedang merosot setelah ketua umumnya, Setya Novanto terjerat kasus hukum dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Golkar tidak bisa bekerja di ruang kosong, harus mendengarkan pilihan publik. Golkar harus cerdas. Kali ini taruhan bagi Golkar, jangan mau terantuk tiang yang sama," ujar Siti di Jakarta Selatan pada Jumat, 24 November 2017.

Partai Golkar kini sedang menurun citra dan elektabilitasnya. Hal ini terjadi setelah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga korupsi. Tidak main-main, Setya diduga terlibat proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

Baca juga: Mengapa Jusuf Kalla Ingin Ganti Setya Novanto Sebelum Pemilu?

Tak hanya mencoreng institusi partai, Setya juga dianggap biang keladi semakin memburuknya citra institusi Dewan Perwakilan Rakyat. Musababnya, ia masih menjadi Ketua DPR meski lembaga antirasuah telah menahannya.

Advertising
Advertising

Atas kasus tersebut, kini Partai Golkar didesak segera mengganti Setya sebagai ketua umum. Fraksi-fraksi di DPR juga telah berencana menggelar rapat internal untuk meminta Partai Golkar segera mengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR.

Karena itu, ia berharap nantinya pengganti Setya punya integritas serta tidak punya kemungkinan melakukan korupsi dan mengulang kasus yang sama. Selain itu, pengganti Setya harus punya kapasitas memimpin lembaga tinggi negara.

Baca juga: Curhat Pinisepuh Soal Golkar yang Kini Jadi Partai Gizi

Tak sampai di situ, Partai Golkar pun dituntut bisa menjaga soliditas internal partai. Selain itu, Partai Golkar harus mencegah munculnya faksi-faksi di internal partai. "Harus bisa menjaga soliditas dan melakukan konsolidasi. Dan Golkar tidak punya kemewahan waktu," tutur Siti. Apalagi Golkar akan menghadapi momen pemilihan kepada daerah tahun depan dan pemilihan presiden pada 2019.

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

6 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

17 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

25 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

26 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

26 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

27 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

30 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

36 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

36 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

42 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya