Ketua Attholibiyah Tegal: Cadar Tak Identik dengan Radikalisme

Senin, 30 Oktober 2017 15:45 WIB

Siswi SMK Attholibiyah Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal memakai cadar saat belajar, 30 Oktober 2017. Foto: Muhammad Irsyam Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Kehebohan di media sosial soal foto siswi memakai cadar sedang belajar di kelas memunculkan spekulasi bahwa SMK Attholibiyah yang berada di Tegal, Jawa Tengah itu mengajarkan radikalisme dan kekerasan. Namun, Ketua Yayasan Attholibiyah, Kecamatan Bumijawa, Habib Sholeh menampik tudingan tersebut.

Habib Sholeh menjelaskan, institusinya sama sekali tidak pernah mengajarkan radikalisme. Justru, nilai-nilai nasionalisme dan semangat cinta tanah air selalu diajarkan kepada murid-muridnya. Misalnya, pihak sekolah selalu mengadakan upacara bendera setiap pekan pada hari Senin. "Saya kira, sekolah ini jauh dari apa yang dituduhkan. Kami tidak pernah mengajarkan radikalisme," kata Habib Sholeh.

Baca juga: Perempuan Bercadar Parade di CFD: I Am Not a Terrorist


Dia mengatakan pihaknya justru bertolak belakang dengan paham radikal. Apalagi, lanjut dia, keluarga besarnya merupakan Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang berpegang teguh pada ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah. "Keluarga kami itu NU tulen. Kita semua tahu, kalau NU itu benteng NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Jadi tidak mungkin sekolah yang kami kelola mengajarkan yang tidak-tidak," ujar dia.

Dia meminta kepada masyarakat agar tidak keliru memahami, bahwa memakai petutup wajah itu adalah radikal. Penerapan aturan siswi memakai cadar itu dilakukan sebagai bentuk ikhtiar mereka, agar siswa-siswi tidak terjerumus dalam kemaksiatan. "Kami dari pengelola terus terang ingin menjaga anak-anak yang sudah dititipkan orang tua mereka. Jangan sampai mereka itu berpacaran, maksiat dan sebagainya," jelas dia.

Sementara itu, pengawas sekolah Attholibiyah, Umi Ma'ani, mengungkapkan hal senada. Sebagai orang tua asuh, dia mengaku khawatir dengan pergaulan anak jaman sekarang. "Kalau saya setiap malam, siang saya biasa hidup bareng-bareng sama santri. Kalau malam ketakutan anak jaman sekarang. Karena walaupun dijaga saja bisa meleset. Makanya itu jadi tanggung jawab dunia akherat kami. Nah, setelah pakai cadar kami sudah tidak pusing, lebih tenang."

Baca juga: Norwegia Larang Perempuan Muslim Gunakan Cadar

Pengasuh Pondok Pesantren Attholibiyah, Habib Muhammad, mengungkapkan keputusan menerapkan pemakaian cadar bagi siswi, terinspirasi dari pesantren NU di daerah lain yang sudah lebih dulu memberlakukan kebijakan itu. Misalnya, Pondok Pesantren Darul Loghoh Wa Dakwah di Bangil, Jawa Timur. Pesantren yang diasuh Habib Segaff bin Hasan Baharun sudah lama mewajibkam santrinya memakai cadar. "Padahal di sana santrinya ribuan. Anak saya juga nyantri di sana. Kalau di sini total santrinya ada 900 anak," katanya.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

45 menit lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

15 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

15 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

23 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

5 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

11 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya