Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Senin, 30 Oktober 2017 15:33 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri KLH Siti Nurbaya (kedua kanan) dan Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kiri) menyerahkan Surat Keputusan Pengakuan Hutan Adat kepada perwakilan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Pandumaan Sipituhuta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut, James Sinambela (kiri) pada acara Pencanangan Pengakuan Hutan Adat Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, 30 Desember 2016. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Saat Presiden Joko Widodo memperkenalkan Nawa Cita untuk pertama kalinya, lahan Perhutanan Sosial untuk rakyat merupakan salah satu hal yang ditegaskan. Jokowi mengatakan pemerintahannya akan menyediakan 12,7 juta hektar lahan untuk rakyat dalam bentuk Perhutanan Sosial.

Untuk mewujudkan itu, setiap beberapa pekan, Presiden Jokowi berkunjung ke daerah-daerah untuk menyerahkan surat keputusan pengelolaan hutan desa atau hutan adat kepada kelompok masyarakat. Namun, selama tiga tahun memimpin, angka 12,7 juta masih jauh dari genggaman.

Baca: Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan target itu masih harus dibuktikan. "Target realistisnya, untuk periode pertama, paling hanya 4,4 juta sampai 5 juuta hektar. Bisa saja membuka lebih, tetapi harus diupayakan terus," ujar Siti di Istana Kepresidenan pada Senin, 30 Oktober 2017.

Siti mengatakan ada berbagai alasan mengapa mengejar target 12,7 juta hektar sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan. Alasan yang paling utama karena ternyata banyak juga lahan hutan yang harus disisihkan untuk kepentingan lainnya.

Advertising
Advertising

Baca: KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Sebagai gambaran, total jumlah lahan hutan di Indonesia saat ini adalah 146 juta hektar. Dari 146 juta hektar itu, sebesar 20 juta hektar sudah dialokasikan untuk rakyat di zaman Belanda.

Dari 126 juta hektar lahan yang tersisa, 40 juta hektar sudah berizin. Sedangkan sisa sebanyak 86 juta hektar, masih dibagi-bagi lagi untuk fungsi-fungsi lainnya seperti hutan lindung, hutan konservasi, hutan gambut, hutan keanekaragaman hayati, ekosistem tertentu, dan masih banyak lagi.

"Walhasil, didapat angka 12,7 juta hektar itu tak gampang. Ya, itu namanya cita-cita, jadi harus bekerja keras untuk mencapainya," ujar Siti.

Saat ditanya, mengapa pemerintah tidak merevisi target Nawa Cita tersebut agar realistis, Siti menjawab diplomatis. Ia mengatakan hal yang terpenting sekarang adalah berusaha dahulu untuk mencapai target yang ada, bukannya merevisi target karena dirasa sulit. "Karena target itu kan sebetulnya sebuah instrumen untuk kita. Jadi, jangan sampai nggak kerja. Begitu," ujarnya.

Rencananya, dalam waktu dekat, Presiden Joko Widodo akan memberikan hak pemanfaatan hutan yang ada di Perhutani, Karawang, kepada masyarakat setempat. Kurang lebih, ada 1.066 KK yang akan mendapatkan hak untuk pengelolaan hutan atau Perhutanan Sosial tersebut.

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

1 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

1 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

1 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

3 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

4 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

4 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

5 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

5 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

6 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya