Puluhan Guru PPKN Kendal Datangi MPR
Senin, 23 Oktober 2017 19:20 WIB
INFO MPR – 32 guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mendatangi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kedatangan mereka diterima anggota MPR dari Fraksi Nasdem yang juga anggota Badan Penganggaran MPR, Fadholi, Kabiro Humas Siti Fauziah, Kepala Bagian Pemberitaan Lembaga dan Layanan Informasi Rharas Esthining Palupi, serta Kepala Bagian Perpustakaan Roosiah Yuniarsiah.
“Saya seharusnya ke Australia tapi karena menerima bapak, ibu, maka keberangkatan ke Australia, saya tunda,” ujarnya saat menerima para guru di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Senin, 23 Oktober 2017.
Di ruangan itu, Fadholi memberi pemaparan mengenai tugas-tugas Dewan Perwakilan rakyat (DPR) dan MPR. Dia mengatakan selain menjadi anggota MPR juga menjadi anggota DPR. “Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD,” katanya.
Sebagai lembaga negara yang berbeda, maka tugas DPR dan MPR pun tak sama. Di DPR disebut ada 11 komisi. “Masing-masing komisi menangani masalah yang berbeda, terkait dengan masalah nasib guru itu dibahas di Komisi X,” ucapnya.
Sedang tugas MPR, kata Fadholi, selain masalah kenegaraan juga melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, keempatnya sangat penting sebab saat ini nilai-nilai luhur bangsa tergerus nilai-nilai globalisasi. “Nilai-nilai luhur harus dipertahankan,” tuturnya.
Pria asal Salatiga, Jawa Tengah, ini mencontohkan bila di kampung halaman, satu sama yang lain saling mengenal, berbeda dengan kehidupan di kota besar. “Satu gang saja bahkan enggak kenal,” katanya.
Fadholi mencontohkan hal lain, seperti orang sekarang lebih memilih nongkrong di coffee shop asing padahal harganya terbilang mahal, secangkir bisa Rp 40 ribu. Sementara di warung kopi masyarakat harga kopi hanya Rp 4.000. Kemudian orang juga suka makan di rumah makan ayam goreng dari luar negeri. “Padahal ayamnya itu dari Indonesia sendiri bukan dari asing,” ucapnya. Karena itu, dirinya berharap agar Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar, makanya harus bisa memasak dan mengolah makanan yang lebih bagus dibanding dengan bangsa lain.
Menurut Fadholi, sebagai guru PPKN, apa yang diajarkan sama dengan yang dilakukan MPR, yakni mensosialisasikan Empat Pilar. “Bapak, ibu, mempunyai peran dalam meletakkan dasar pemahaman kebangsaan,” ujarnya. Fadholi berharap, bila mereka mempunyai gagasan tentang paham kebangsaan yang berasal dari lingkungan sekolah, gagasan itu bisa ditulis atau diungkapkan. “Dengan demikian kita bisa merawat nilai-nilai kebangsaan.”
Menurut Kabiro Humas MPR Siti Fauziah, kedatangan para guru diharapkan bisa membawa manfaat. “Kami berterima kasih atas kunjungannya, dalam kunjungan kali ini para guru bisa menyampaikan aspirasi dan bertanya langsung pada anggota MPR, Bapak Fadholi,” tuturnya.
Sementara Rharas mengatakan, MPR telah menerima delegasi instansi pendidikan dari level PAUD, mahasiswa, guru-guru, sampai organisasi masyarakat. “Menerima delegasi dari masyarakat khususnya kalangan pendidikan merupakan bentuk pelayanan dari MPR. Saya bersyukur karena kedatangan bapak dan ibu, langsung bisa diterima anggota MPR, dengan demikian bisa langsung menyampaikan aspirasinya,” katanya. (*)