3 Kriteria Wapres Pendamping Jokowi Versi Indikator Politik

Jumat, 20 Oktober 2017 18:54 WIB

Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan paparan pada rilis survey tentang Efek Kampanye dan Efek Jokowi: Elektabilitas Partai Jelang Pemilu Legislatif 2014 di Jakarta (4/4). Data lembaga survey Indikator Politik Indonesia, penetapan Jokowi menjadi capres meningkatkan suara PDIP. ANTARA/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan ada kriteria tertentu yang mesti dipenuhi seorang wakil presiden (wapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Sebab, posisi elektabilitas Jokowi saat ini masih belum aman.

"Karena masih belum aman, posisi wapres menjadi menentukan," ucap Burhanuddin dalam acara Ormas Pro Jokowi (PROJO) bertajuk "Siapa Wapres Jokowi 2019?" di Warung Solo, Kemang, Jakarta Selatan pada, Jumat, 20 Oktober 2019.

Baca juga: Indikator Politik: Kepuasan Masyarakat terhadap Jokowi 68 Persen

Pekan lalu, Indikator Politik sebelumnya telah melansir sebuah survei terkait kinerja Jokowi. Dalam survei tersebut, disebutkan bahwa ada sejumlah 68 persen masyarakat yang merasa puas dengan kinerja Jokowi tetapi tren elektabilitas Jokowi sejak tahun 2016 lalu hingga September 2017 hanya berkisar di angka 48 persen.

Karena itu, menurut Burhanuddin, ada tiga kriteria yang mesti dipenuhi jika nantinya Jokowi memilih sosok wakil presiden untuk mendongkrak elektabilitasnya. Yang pertama adalah sosok yang bisa memenangkan pemilihan umum (winning the election) karena menang menjadi hal yang menentukan siapa yang bakal menjadi pendamping Jokowi.

"Untuk ukuran yang pertama memang harus winning the election, karena dua ukuran yang lain, jadi enggak ada apa-apanya kalau kalah," ucapnya.

Sebab, kata Burhan, ada segmen tertentu pada masyarakat kita yang puas terhadap kinerja Jokowi tetapi tidak mau memilihnya, yakni segmen pemilih muslim. Karena itu, posisi wakil presiden harus mampu menarik pendukung masyarakat yang puas tetapi tidak memilihnya tersebut.

Kemudian yang kedua, menurut Burhan, kriteria yang mesti dipenuhi adalah sosok yang memiliki kemampuan untuk memerintah. Artinya, bahwa sosok tersebut bisa melengkapi Jokowi yang memiliki kemampuan secara teknokratis.

Yang terakhir, sosok yang akan mendampingi Jokowi tersebut harus memiliki kemampuan menyatukan suara-suara partai politik pendukungnya. Apalagi jika nanti ada partai pendukungnya yang tidak menerima dengan calon usulan Jokowi. "Kalau misalnya salah satu partai menyodorkan ketua umumnya sebagai wapres, apakah yang lain ikhlas?" ucap Burhanuddin.

Hasil survei Indikator Politik sebelumnya, mencatat ada tiga nama yang dinilai publik layak menjadi pendamping Jokowi pada pemilihan presiden 2019 mendatang. Ketiga nama tersebut adalah Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani Indrawati, dan Tito Karnavian.

DIAS PRASONGKO

Baca juga: Survei Pemilu 2019: Resep Jokowi Kalahkan Penantang Baru

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

3 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

3 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

6 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

6 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

7 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

8 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

8 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

8 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

8 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

9 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya