3 Tahun Jokowi, Walhi: Agenda Reformasi Agraria Stagnan

Kamis, 19 Oktober 2017 18:23 WIB

Seorang anak petani berorasi saat aksi memperingati Hari Tani Nasional di halaman Gubernur Jawa Tengah, 27 September 2016. Para Petani menyuarakan kedaulatan pangan dengan menghentikan impor pangan serta beri petani tanah garapan dengan reformasi agraria. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Khalisah Khalid menilai reformasi di bidang agraria dalam pemerintahan 3 tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla jalan di tempat. Sebab, menurut dia, pemerintah masih berfokus pada eksploitasi sumber daya alam yang berorientasi pada angka pertumbuhan ekonomi.

“Komitmen politik dalam hak asasi manusia, sumber daya alam, dan lingkungan hidup dan reforma agraria tidak akan tercapai karena watak pembangunan ekonomi tidak berubah,” kata Khalisah di kantor Amnesty International Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Oktober 2017.

Baca: Tiga Tahun Jokowi-JK, 9 Janji dan Realisasinya

Padahal, menurut Khalisah, selama paradigma pertumbuhan ini dipegang, yang akan lahir adalah konflik agraria yang melibatkan petani. Ia menegaskan paradigma ini harus diganti dengan paradigma pembangunan berkeadilan.”Tapi kalau cerita seperti ini agenda HAM tidak akan tercapai,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Konsorsium Pembaruan Agraria pada 2016, konflik agraria terbesar disebabkan oleh pembukaan lahan perkebunan, properti, dan proyek infrastruktur. Tercatat sebanyak 163 kasus konflik agraria terjadi karena persoalan pembukaan lahan perkebunan. Selai itu, ada 117 konflik karena pembangunan properti, dan 100 kasus konflik agraria karena pembangunan infrastruktur.

Advertising
Advertising

Baca: Amnesty Internasional: Komitmen Jokowi Tuntaskan Kasus HAM Hilang

Di samping ketiga penyebab tadi, konflik agraria pun terjadi karena pembukaan sejumlah proyek di bidang kehutanan, tambang, pesisir dan kelautan, pertanian, dan proyek migas. Khalisah mencontohkan pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara yang dinilai merusak lingkungan. “Kalau bicara krisis, itu bukan saja merusak lingkungan tapi ancaman untuk masa depan,” ujarnya.

Khalisah menilai pemerintah memerlukan terobosan signifikan untuk memenuhi agenda reformasi agraria. Kebijakan sertifikasi lahan, kata dia, tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan. “Ketika Jokowi punya agenda reforma agraria, harusnya ada cerita penyelesaian konflik. Ini harus menjadi satu paket,” kata dia.

Berita terkait

Indef Teliti Rasio Penciptaan Kerja Era Jokowi Vs SBY, Hasilnya?

20 Februari 2018

Indef Teliti Rasio Penciptaan Kerja Era Jokowi Vs SBY, Hasilnya?

Menurut penelitian Indef, Rasio Penciptaan Kerja dalam tiga tahun masa pemerintah Jokowi masih di bawah era pemerintahan SBY.

Baca Selengkapnya

Wasekjen Demokrat: Jokowi Mulai Ditinggal Kalangan Terdidik

15 Februari 2018

Wasekjen Demokrat: Jokowi Mulai Ditinggal Kalangan Terdidik

Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan bahwa Presiden Jokowi mulai kehilangan dukungan dari kalangan terdidik.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kondisi Saat Ini Lebih Baik Dibanding Tiga Tahun Lalu

6 Desember 2017

Jokowi: Kondisi Saat Ini Lebih Baik Dibanding Tiga Tahun Lalu

Presiden Jokowi mengklaim kondisi perekonomian saat ini lebih baik daripada 3 tahun lalu ketika ia baru pemerintah, meski pertumbuhan di bawah target.

Baca Selengkapnya

Ditanya Soal Kerja Kabinet, Jokowi: Ini Arahnya Reshuffle Pasti

6 November 2017

Ditanya Soal Kerja Kabinet, Jokowi: Ini Arahnya Reshuffle Pasti

Jokowi menganggap Kabinet Kerja bekerja dengan memuaskan karena bisa mengikuti ritmenya. Jokowi enggan menjawab reshuffle.

Baca Selengkapnya

Incar 2 Periode, Jokowi Ingin Pastikan Proyek Strategis Selesai

6 November 2017

Incar 2 Periode, Jokowi Ingin Pastikan Proyek Strategis Selesai

Banyak proyek strategis yang baru selesai di tahun 2020an menurut Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jelaskan Alasan Pengalihan PMN Trans Sumatera ke LRT

6 November 2017

Jokowi Jelaskan Alasan Pengalihan PMN Trans Sumatera ke LRT

Presiden Jokowi menganggap pemerintah akan merugi puluhan triliun jika LRT tidak diprioritaskan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Jokowi Bangun Akses Baru Sentra Ekonomi?

6 November 2017

Kenapa Jokowi Bangun Akses Baru Sentra Ekonomi?

Pembangunan akses didahulukan Jokowi dengan pertimbangan bisa memicu transaksi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Nilai Swasta Ogah Bangun Infrastruktur Dengan Untung Kecil

6 November 2017

Jokowi Nilai Swasta Ogah Bangun Infrastruktur Dengan Untung Kecil

Pengusaha swasta menolak atau enggan mengerjakan proyek-proyek luar Jawa yang ditawarkan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Anggap BUMN Harus 'Tertekan' Supaya Bisa Cari Pendanaan

6 November 2017

Jokowi Anggap BUMN Harus 'Tertekan' Supaya Bisa Cari Pendanaan

Presiden Jokowi menganggap 'tekanan' mendorong BUMN lebih inovatif dalam mencari pendanaan infrastruktur

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kalau Nyari Dukungan Politik, Saya Bangun Jawa Saja

6 November 2017

Jokowi: Kalau Nyari Dukungan Politik, Saya Bangun Jawa Saja

Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak mencari imbal politik dan ekonomi cepat dari proyek infrastruktur.

Baca Selengkapnya